"Kami menggelar kegiatan advokasi dengan berbagai instansi terkait lainnya, untuk sama-sama menekan angka anak tidak sekolah di Sulut," kata Kepala BPMP Provinsi Sulawesi Utara Febry HJ Dien di Manado, Kamis.
Dia mengatakan saat ini angka ATS di Provinsi Sulawesi Utara mencapai 18.510 anak.
Ia menekankan pentingnya sinergisitas berbagai pihak untuk menekan angka ATS sebagai langkah persiapan menuju Indonesia Emas 2045.
“Semua pihak harus terlibat aktif dalam memikirkan dan mengadvokasi penanganan ATS. Kegiatan ini diharapkan menjadi wadah bagi badan dan SKPD (Satuan Kerja Perangkat Daerah) terkait untuk bekerja sama dalam mengatasi permasalahan ini,” ujar dia.
Pengembang Teknologi Pembelajaran Ahli Muda Bidang Pendidikan Islam Kemenag Sulut Ramlah Abbas mengatakan BPMP Provinsi Sulawesi Utara menginisiasi kegiatan ini karena masalah ATS bukan hanya tanggung jawab bersama sehingga penanganan memerlukan keterlibatan berbagai sektor.
"Data menunjukkan bahwa ATS di Sulawesi Utara adalah isu yang perlu ditangani secara serius oleh semua pihak," katanya.
Peserta yang hadir sepakat bahwa upaya ini harus terus diberikan prioritas dengan langkah-langkah strategis pada masa mendatang untuk menekan angka ATS di Sulawesi Utara.
Sebagai bentuk keseriusan dalam menindaklanjuti advokasi ini, para peserta menandatangani komitmen bersama untuk bekerja sama dalam menekan ATS di Sulawesi Utara.
Mereka berharap, kegiatan ini dapat menjadi langkah awal yang nyata dalam menurunkan angka ATS dan membawa perubahan positif bagi generasi mendatang.
"Semoga anak tidak sekolah di Sulut semakin berkurang, sehingga kita mampu menciptakan generasi emas yang bisa membangun daerah dan bangsa ke depannya," katanya.