Manado (ANTARA) - PT PLN (Persero) bekerja sama dengan perusahaan asal Singapura Sembcorp Utilities Pte. Ltd. untuk pengembangan produksi hidrogen hijau. Menjadi pionir konkrit dalam pengembangan produksi hidrogen hijau di Indonesia, PLN akan mengekspor hidrogen hijau untuk memenuhi kebutuhan Singapura.
Penjajakan kerja sama dua perusahaan ini ditandai dengan penandatanganan Joint Development Study Agreement (JDSA) untuk pengembangan Green Hydrogen Plant di sela acara Singapore International Energy Week 2023, yang turut disaksikan oleh Deputi Bidang Koordinator Bidang Infrastruktur dan Transportasi Kemenko Marves, Rachmat Kaimuddin dan Chief Executive Energy Market Authority, Ngiam Shih Chun.
Green Hydrogen Plant ini diproyeksikan akan menghasilkan 100 ribu ton hidrogen hijau per tahun. Tak hanya itu, proyek ini juga berpotensi menghasilkan energi bersih yang bisa memenuhi kebutuhan listrik Singapura.
Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo menegaskan PLN merupakan entitas di Indonesia yang pertama kali memproduksi hidrogen hijau. Langkah agresif PLN ini memanfaatkan sumber daya yang telah dimiliki PLN selama ini, dengan pengembangan inovasi sehingga mampu mempercepat produksi hidrogen hijau.
"Tidak hanya mampu menghasilkan listrik bersih saja, PLN juga turut menggandeng berbagai pihak untuk memproduksi green hydrogen yang lebih ramah lingkungan. Dalam agenda transisi energi, langkah percepatan perlu terus dilakukan beriringan dengan pengembangan inovasi teknologi," tegas Darmawan.
Darmawan juga menjelaskan bahwa kerja sama ini terjalin setelah proses yang cukup panjang, selama delapan bulan kedua perusahaan menyelaraskan aspek filosofis, strategis, dan operasional, serta telah membangun kolaborasi yang kuat dalam kemitraan jangka panjang.
“Maka dengan adanya Joint Development Study Agreement (JDSA) ini, PLN dan Sembcorp mulai menjajaki langkah lebih lanjut terkait aspek teknis, finansial, pajak, legal dan komersial. Studi kelayakan itulah yang akan memperkuat PLN dan Sembcorp ke depannya,” tambahnya.
Kerja sama antara dua perusahaan ini juga sebagai wujud konkrit dari hubungan bilateral dan ekonomi antara Indonesia dan Singapura. Darmawan menegaskan kerja sama ini bukan semata untuk mengejar target pengurangan emisi karbon tetapi juga sebagai katalisator pertumbuhan ekonomi antar negara.
"Kami yakin, upaya bersama ini juga tidak lepas dari potensi ekonomi yang mampu mendorong seluruh perekonomian negara ASEAN. Untuk itu, kami percaya bahwa iklim investasi yang baik dan menarik menjadi penting. Kami mengedepankan aspek keberlanjutan, potensi risiko yang tertangani dengan baik dan pengembalian investasi yang menjanjikan," tegas Darmawan.
Sementara itu Group President & CEO Sembcorp Industries, Wong Kim Yin mengatakan, melalui kemitraan dengan PLN, pihaknya berupaya untuk bersama-sama mengembangkan rantai pasokan hidrogen rendah karbon di kawasan ASEAN yang akan mendiversifikasi sumber energi bagi kedua negara.
"Hidrogen dan turunannya tetap menjadi salah satu pengganti gas alam yang paling menjanjikan untuk pembangkit listrik. Jadi, hal ini juga akan mendukung sektor listrik Singapura seiring dengan kemajuan negara ini menuju target nol karbon," tutur dia.