Manado (ANTARA) - Komisi Pemilihan Umum(KPU) Sulawesi Utara(Sulut) mengajak pemuda gereja dalam wadah Gereja Masehi Injili di Minahasa (GMIM) berperan aktif ikut menyukseskan Pemilu tahun depan.
"Memahami pemilu sebagai sarana pelaksanaan demokrasi tak bisa dilepaskan dari partisipasi. Demokrasi berawal dari rakyat dan bermuara kepada rakyat," kata Ketua KPU Sulut, Meidy Tinangon di Bitung, Selasa.
Komisi Pelayanan Pemuda Sinode GMIM melalui Bidang Data Infokom dan Litbang menggelar program 'Focus Group Disscusion' (FGD) dengan tema “Pemuda GMIM Go To Election 2024”.
Karena itu, menurut dia, dalam proses demokrasi partisipasi masyarakat memegang komponen penting dalam suksesnya penyelenggaraan pemilu, walaupun seiring waktu harus beradaptasi dengan digitalisasi dan tantangan.
"Karena itu pemuda GMIM sebagai salah satu stakeholder pemilu diajak berperan aktif menghadapi tantangan pemilu era digital," ujarnya.
Tinangon menyebut, KPU pun sebagai penyelenggara pemilu kini mulai beradaptasi dengan melakukan digitalisasi di setiap tahapannya.
“Berbagai aplikasi terkait tahapan pemilu maupun nontahapan pemilu telah dibuat KPU RI,” ungkap Tinangon.
Terkait partisipasi masyarakat, Tinangon menjelaskan menelisik data partisipasi masyarakat Sulut pada pemilu dan pilkada 2019 dan 2020, tingkat partisipasi masyarakat menyentuh angka di atas rata-rata atau melewati target nasional 77,5 persen.
Tingkat partisipasi masyarakat pada Pemilu 2019 mencapai 83,39 persen dan Pilkada 2020 menyentuh angka 79,84 persen.
“Kita berusaha meningkatkan angka partisipasi ini. Pengalaman pemilu yang lalu menjadi cambuk untuk KPU Sulut, setidaknya mencapai angka partisipasi yang sama,” ungkapnya.
Tinangon juga memaparkan tantangan-tantangan pemilu 2024 di antaranya, adanya hoax, potensi kerawanan, dan politik uang.
“Sebagai salah satu stakeholder pemilu, Pemuda GMIM harus berpartisipasi aktif sukseskan pemilu. Melakukan pendidikan pemilih untuk menggunakan hak pilih,” ungkapnya.