Jakarta, 10/4 (AntaraSulut) - Ketua DPP Partai Golkar Hajriyanto Thohari mengatakan saat ini partai politik Islam punya posisi tawar yang tinggi karena merupakan mitra koalisi yang patut diperhitungkan dalam konstelasi politik.
Terlebih, karena dalam hasil hitung cepat sementara, tidak satu pun dari tiga parpol teratas, yakni PDI Perjuangan, Partai Golkar dan Partai Gerindra, yang meraup suara 20 persen dalam Pemilu Legislatif kali ini.
"Parpol yang sudah punya capres, ketiganya praktis butuh parpol lain. Maka, parpol Islam sekarang punya posisi tawar tinggi," kata Hajriyanto dalam Diskusi Pesan Kunci bertema "What's Next, Indonesia" di Jakarta, Kamis.
Wakil Ketua MPR RI itu juga mengatakan, adanya hasil tersebut membuat konstelasi politik semakin menarik karena banyak parpol kini akan mulai mengejar parpol menengah tersebut.
Partai Golkar sendiri, menurut Hajriyanto, sudah melakukan pembicaraan sejak jauh-jauh hari terkait koalisi.
"Dari awal kami mengambil sikap bahwa koalisi itu merupakan keniscayaan. Bukan hanya sebagaimana diamanatkan UU yang mengharuskan 25 persen suara, tetapi juga kami sadar masalah negara tidak bisa diselesaikan satu parpol sendirian," ucapnya.
Kendati demikian, Hajriyanto mengatakan pihaknya masih terus menunggu hasil rekapitulasi final Komisi Pemilihan Umum (KPU) terkait langkah koalisi ke depan.
"Tentu (anggapan bahwa partai menengah punya posisi tawar tinggi) ini bukan hanya perspektif Golkar, partai lain juga. Hasil Pileg ini menentukan posisi tawar untuk koalisi," ujarnya.
Dalam kesempatan yang sama, Wakil Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Marzuki Alie mengatakan Pemilu 2014 merupakan momentum penguatan partai menengah dan partai Islam.
"Partai menengah itu relatif cukup kuat, jadi 'gadis-gadis cantik untuk dilamar'. Misalnya PKB atau Hanura. Semua dinamikanya luar biasa. Dari partai tiga besar yaitu PDIP, Golkar, Gerindra, mereka pasti akan cari siapa yang bisa diajak bergabung," tuturnya.