Jakarta (ANTARA) - Koordinator Substansi Penyakit Kanker dan Kelainan Darah Ditjen P2P Kemenkes dr. Aldrin Neilwan Pancaputra, Sp.Ak, MARS, M.Biomed, M.Kes menekankan setidaknya terdapat tiga poin penting yang menjadi kunci untuk menurunkan kasus kanker serviks, yaitu pola hidup sehat, lakukan vaksinasi, dan skrining secara berkala.
Pola hidup sehat mencakup banyak hal termasuk menghindari seks berisiko dengan tidak berganti-ganti pasangan. Kemudian lakukan vaksinasi untuk mencegah infeksi virus HPV (human papilloma virus) sedini mungkin, serta skrining untuk mendeteksi lesi prakanker serviks atau sel-sel prakanker serviks.
“Semua itu hanya memberi makna kalau dari semua pihak mau melaksanakan dengan baik–baik itu pemberi layanan, pemegang kebijakan, maupun pelaksananya, serta dibarengi dengan kepedulian dari masyarakat, sehingga hal itu (menurunkan kasus kanker serviks) baru bisa tercapai,” kata Aldrin dalam webinar pada Kamis.
Dua kunci terakhir, yaitu vaksinasi dan skrining, tengah didorong oleh pemerintah. Kemenkes telah memasukkan vaksin HPV sebagai vaksin wajib dalam program imunisasi nasional, menargetkan siswa perempuan kelas 5 dan 6 SD/sederajat.
Selain itu, Kemenkes menargetkan pada tahun ini untuk memperluas vaksinasi HPV di delapan provinsi yang masuk dalam "Roadmap Pengendalian Kanker Indonesia 2022-2040".
Upaya skrining juga telah masuk dalam roadmap tersebut, dengan menargetkan cakupan skrining untuk deteksi dini kanker payudara dan leher rahim (serviks) sebesar 50 persen pada 2022.
“Kalau kita melakukan suatu deteksi dini secara berkala, itu suatu upaya dalam menurunkan kasus kanker, dalam hal ini kanker serviks, tentunya kita akan mencari sedini mungkin bila ada lesi prakanker sehingga bisa intervensi di awal dan tidak berkembang menjadi kanker,” kata Aldrin.
Kanker serviks menjadi salah satu penyakit yang dapat menyerang perempuan dari berbagai jenjang usia dan menempati peringkat kedua sebagai jenis kanker yang paling banyak diderita perempuan Indonesia.
Meski termasuk jenis kanker yang mematikan, Aldrin mengatakan kanker serviks dapat dicegah sedini mungkin dengan beberapa cara, termasuk skrining secara berkala dan kemudian jika hasilnya positif dapat segera ditindaklanjuti.
“Leher rahim ini jenis kanker yang paling mungkin baik untuk diobati jika ditemukan pada stadium yang dini, artinya kita masih bisa menemukan lesi prakanker yang bisa kita intervensi,” katanya.
Namun di sisi lain, berdasarkan data yang ia himpun, sekitar lebih dari 70 persen kasus kanker terdiagnosis pada stadium lanjut. Hal tersebut, kata Aldrin, tentu sangat berdampak terhadap prognosis.
Untuk menekan kasus kanker serviks, dokter dari Himpunan Onkologi Ginekologi Indonesia (HOGI) Prof. Dr. dr. Andrijono, SP.OG(K)-Onk menjelaskan bahwa Federasi Internasional Ginekologi dan Obstetri (FIGO) mendorong peningkatan vaksinasi HPV dan skrining menggunakan tes sensitivitas tinggi.
Vaksinasi HPV, kata Andrijono, telah masuk dalam program nasional. Sementara untuk metode skrining, Indonesia umum menggunakan tes pap smear dan belum lama ini tes IVA (Inspeksi Visual Asam asetat) juga didorong.
Ia menyebutkan bahwa tingkat sensitivitas pada tes pap smear hanya 55,4 persen, lebih rendah dibanding tes IVA (Inspeksi Visual Asam asetat) yang memiliki tingkat sensitivitas sekitar 69 sampai 88 persen.
Metode skrining lainnya yang patut diperhitungkan yaitu tes DNA-HPV yang tingkat sensitivasnya mencapai 94,6 persen. Merujuk pada FIGO, Andrijono mendorong agar Indonesia memiliki program skrining gabungan menggunakan IVA dan DNA-HPV sehingga deteksi dini kanker serviks dapat lebih akurat.
“DNA-HPV untuk mendeteksi adanya infeksi HPV. IVA untuk mendeteksi adanya lesi prakanker. Itu yang kami harapkan (di Indonesia) dengan deteksi ini maka akan mempunyai sensitivitas yang sangat tinggi,” ujar Ketua Dewan Penasihat HOGI itu.
Berita Terkait
Pemkab Minahasa laksanakan vaksinasi siswa perempuan cegah kanker serviks
Rabu, 19 Oktober 2022 17:44 Wib
Vaksinasi kanker serviks berskala nasional digelar mulai 2023
Jumat, 22 April 2022 11:48 Wib
Ketua HOGI: Kanker ovarium pada perempuan masih sulit dideteksi
Kamis, 13 Januari 2022 19:18 Wib
Gubernur Sulut: Program BKKBN tak sekadar tekan angka kelahiran
Sabtu, 18 Januari 2020 4:24 Wib
Selebriti lebih ampuh sosialisasi pencegahan kanker serviks
Kamis, 4 April 2019 16:08 Wib
Wanita Minahasa Rawan Terkena Kanker Serviks!
Kamis, 24 Agustus 2017 23:43 Wib
HUT BPJS Kesehatan ke-49, Ketua TP-PKK Minahasa Canangkan BDDKS
Kamis, 13 Juli 2017 20:35 Wib
Empat Rumah Sakit Rujukan Penanganan Kanker Serviks
Selasa, 21 April 2015 22:13 Wib