Inarno Djajadi targetkan 1.100 perusahaan IPO pada 2027
Jakarta (ANTARA) - Calon Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal Otoritas Jasa Keuangan (OJK) periode 2022-2027 Inarno Djajadi menargetkan sebanyak 1.100 perusahaan dapat melantai di bursa melalui mekanisme penawaran umum perdana saham atau IPO hingga 2027.
"Jumlah perusahaan tercatat saat ini 780 perusahaan, kita harapkan kita bisa mencapai di 2027 sebanyak 1.100 perusahaan," ujar Inarno saat menjalani uji kelayakan dan kepatutan atau fit and proper test di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Kamis.
Ia akan mendorong perusahaan-perusahaan dari seluruh sektor untuk masuk dan mengakses pembiayaan di pasar modal sehingga semakin berkembang dan membantu pertumbuhan ekonomi nasional.
"Kita tidak akan pilih-pilih mana sektor yang penting buat kita, tapi mungkin kalau misalnya prediksi sektor mana yang kira-kira unggulan ke depan adalah mungkin sektor-sektor new economy dan sektor-sektor yang berbasis tekonologi. Itu mungkin sektor yang mendominasi di kemudian hari," kata Inarno.
Inarno juga menargetkan pada 2027 kapitalisasi pasar saham bisa mencapai lebih dari Rp15.000 triliun atau 60 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB).
Sementara itu, untuk Rata-rata Nilai Transaksi Harian atau RNTH di pasar saham diharapkan naik menjadi Rp25 triliun dari saat ini Rp13,34 triliun.
"Sedangkan untuk jumlah investor saat ini sekitar 7,5 juta investor dan kita harapkan di 2027 sudah mencapai lebih dari 20 juta investor pasar modal," ujar Inarno.
Untuk mencapai target tersebut, kata dia, literasi dan inklusi keuangan harus terus ditingkatkan. Inovasi teknologi di sektor jasa keuangan yang semakin berkembang pesat sejak pandemi, dapat dimanfaatkan untuk menjangkau masyarakat dan juga perusahaan yang ingin go public sehingga lebih mudah mengakses pasar modal.
"Wilayah kita yang luar biasa lebih dari 17.000 pulau, ini mau tidak mau menggunakan teknologi. Salah satu inisiatif dari kita yang sudah kita canangkan, kita buat e-IPO. Sebelumnya saat ada IPO itu ngantrinya panjang banget sampai mengular, dan biasanya itu di kota-kota besar. Mudah-mudahan ke depannya tidak kelihatan lagi, di manapun orang berada itu bisa melalui e-ipo," kata Inarno.
Dari sisi investor saham, lanjut Inarno, perkembangannya juga luar biasa. Minat masyarakat untuk berinvestasi di pasar modal meningkat tajam hingga mencapai 7,5 juta investor.
"Sebagai contoh kita ingat 7-8 tahun lalu, SID kita hanya 300 ribu, tapi sekarang luar biasa sekarang kita bisa lihat. Saham Bukalapak saja itu penambahan kepada SID kita itu 98 ribu, hanya satu IPO bisa kita lihat. Belum lagi yang akan ada nanti yaitu GoTo, saya dengar itu ratusan ribu. Mudah-mudahan dengan penggunaan teknologi itu inklusi dan literasi pun demikian juga bisa kita speed up," ujar Inarno.
Dalam fit and proper test, Inarno akan bersaing dengan Doddy Zulverdi untuk memperebutkan posisi Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal OJK periode 2022-2027. Doddy sendiri saat ini menjabat sebagai Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Sumatera Utara.
"Jumlah perusahaan tercatat saat ini 780 perusahaan, kita harapkan kita bisa mencapai di 2027 sebanyak 1.100 perusahaan," ujar Inarno saat menjalani uji kelayakan dan kepatutan atau fit and proper test di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Kamis.
Ia akan mendorong perusahaan-perusahaan dari seluruh sektor untuk masuk dan mengakses pembiayaan di pasar modal sehingga semakin berkembang dan membantu pertumbuhan ekonomi nasional.
"Kita tidak akan pilih-pilih mana sektor yang penting buat kita, tapi mungkin kalau misalnya prediksi sektor mana yang kira-kira unggulan ke depan adalah mungkin sektor-sektor new economy dan sektor-sektor yang berbasis tekonologi. Itu mungkin sektor yang mendominasi di kemudian hari," kata Inarno.
Inarno juga menargetkan pada 2027 kapitalisasi pasar saham bisa mencapai lebih dari Rp15.000 triliun atau 60 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB).
Sementara itu, untuk Rata-rata Nilai Transaksi Harian atau RNTH di pasar saham diharapkan naik menjadi Rp25 triliun dari saat ini Rp13,34 triliun.
"Sedangkan untuk jumlah investor saat ini sekitar 7,5 juta investor dan kita harapkan di 2027 sudah mencapai lebih dari 20 juta investor pasar modal," ujar Inarno.
Untuk mencapai target tersebut, kata dia, literasi dan inklusi keuangan harus terus ditingkatkan. Inovasi teknologi di sektor jasa keuangan yang semakin berkembang pesat sejak pandemi, dapat dimanfaatkan untuk menjangkau masyarakat dan juga perusahaan yang ingin go public sehingga lebih mudah mengakses pasar modal.
"Wilayah kita yang luar biasa lebih dari 17.000 pulau, ini mau tidak mau menggunakan teknologi. Salah satu inisiatif dari kita yang sudah kita canangkan, kita buat e-IPO. Sebelumnya saat ada IPO itu ngantrinya panjang banget sampai mengular, dan biasanya itu di kota-kota besar. Mudah-mudahan ke depannya tidak kelihatan lagi, di manapun orang berada itu bisa melalui e-ipo," kata Inarno.
Dari sisi investor saham, lanjut Inarno, perkembangannya juga luar biasa. Minat masyarakat untuk berinvestasi di pasar modal meningkat tajam hingga mencapai 7,5 juta investor.
"Sebagai contoh kita ingat 7-8 tahun lalu, SID kita hanya 300 ribu, tapi sekarang luar biasa sekarang kita bisa lihat. Saham Bukalapak saja itu penambahan kepada SID kita itu 98 ribu, hanya satu IPO bisa kita lihat. Belum lagi yang akan ada nanti yaitu GoTo, saya dengar itu ratusan ribu. Mudah-mudahan dengan penggunaan teknologi itu inklusi dan literasi pun demikian juga bisa kita speed up," ujar Inarno.
Dalam fit and proper test, Inarno akan bersaing dengan Doddy Zulverdi untuk memperebutkan posisi Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal OJK periode 2022-2027. Doddy sendiri saat ini menjabat sebagai Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Sumatera Utara.