Dinkes Mimika lacak riwayat kontak guru positif COVID-19
Timika (ANTARA) - Dinas Kesehatan Kabupaten Mimika di Provinsi Mimika melacak riwayat kontak seorang guru sekolah dasar yang dikonfirmasi positif terserang virus corona penyebab COVID-19.
Wakil Bupati Mimika Johannes Rettob pada Senin mengatakan guru di satu sekolah dasar di wilayah Sempan, Timika, ibu kota Kabupaten Mimika, tersebut diketahui masih mengajar saat mengalami gejala sakit.
"Yang sangat kami khawatirkan sekarang ini guru-guru dan siswa di sekolah itu, sebab berdasarkan informasi yang kami terima ibu guru yang sekarang ini sakit dan menjalani perawatan di salah satu rumah sakit sempat masuk mengajar dan bertemu dengan guru-guru yang lain maupun siswa di sekolahnya," kata Johannes.
Dia meminta para guru dan siswa di sekolah dasar tersebut segera memeriksakan kesehatan ke puskesmas atau fasilitas kesehatan terdekat.
"Tolong bapak-ibu guru dan anak-anak yang pernah kontak dengan ibu guru itu segera melapor diri dan memeriksakan diri di Puskesmas terdekat," katanya.
"Tidak perlu malu-malu atau takut untuk memeriksakan diri. Penyakit ini bukan aib. Lebih awal memeriksakan diri jauh lebih bagus agar kita bisa mengetahui kondisi kesehatan kita," Johannes menambahkan.
Petugas penyelidikan epidemiologi dari Dinas Kesehatan Mimika Kamaluddin mengatakan bahwa menurut hasil penelusuran riwayat kontak pada pasien positif COVID-19 klaster Lembang, pasien 014 yang merupakan isteri dari pasien 003 yang sudah meninggal dunia diketahui masih pergi ke sekolah untuk mengajar meski sudah mulai mengalami gejala sakit.
"Pada saat kami lakukan tracing (pelacakan) pasien 014, kami sudah mendata siapa-siapa yang melakukan kontak dengannya, kemana saja dia bepergian sebelum masuk rumah sakit," katanya.
"Pasien 014 mengaku saat sudah mulai sakit masih sempat pergi mengajar, masih sempat ke sekolah untuk bertemu dengan rekan guru dan siswanya," kata Kamaluddin, yang juga bertugas sebagai Supervisor Program TB Dinas Kesehatan Mimika.
Petugas Dinas Kesehatan kemudian menghubungi kepala sekolah tempat guru itu bertugas untuk mendata para guru dan siswa yang kemungkinan melakukan kontak dengan pasien 014 antara 10 Maret dan 19 Maret. Hasilnya, ada 31 guru dan 39 siswa yang diketahui sempat melakukan kontak dengan pasien 014.
"Jadi, total ada 70 orang yang pernah melakukan kontak dengan pasien 014 di sekolah tersebut. Sejauh ini baru 11 guru yang sudah kami tracing, ada juga guru yang tidak mau di-tracing sehingga kami tidak bisa mendatangi rumahnya. Untuk siswa, kami kesulitan mendapatkan nomor kontak mereka. Sejauh ini baru dua siswa yang sudah kami tracing, selebihnya belum," Kamaluddin menjelaskan.
Tim penyelidikan epidemiologi Dinas Kesehatan Mimika sudah meminta kepala sekolah mengarahkan para guru dan siswa untuk memeriksakan kesehatan ke puskesmas.
Hingga Minggu (19/4), di Mimika ada 32 orang yang dikonfirmasi positif COVID-19, empat sudah sembuh dan tiga meninggal dunia. Jumlah kasus infeksi virus corona di Mimika tertinggi di Provinsi Papua.
Selain itu ada 52 pasien dalam pengawasan dan 158 orang dalam pemantauan terkait penularan COVID-19 dan 153 orang yang berhubungan dengan pasien COVID-19 namun tidak mengalami gejala sakit yang kondisinya terus dipantau.
Wakil Bupati Mimika Johannes Rettob pada Senin mengatakan guru di satu sekolah dasar di wilayah Sempan, Timika, ibu kota Kabupaten Mimika, tersebut diketahui masih mengajar saat mengalami gejala sakit.
"Yang sangat kami khawatirkan sekarang ini guru-guru dan siswa di sekolah itu, sebab berdasarkan informasi yang kami terima ibu guru yang sekarang ini sakit dan menjalani perawatan di salah satu rumah sakit sempat masuk mengajar dan bertemu dengan guru-guru yang lain maupun siswa di sekolahnya," kata Johannes.
Dia meminta para guru dan siswa di sekolah dasar tersebut segera memeriksakan kesehatan ke puskesmas atau fasilitas kesehatan terdekat.
"Tolong bapak-ibu guru dan anak-anak yang pernah kontak dengan ibu guru itu segera melapor diri dan memeriksakan diri di Puskesmas terdekat," katanya.
"Tidak perlu malu-malu atau takut untuk memeriksakan diri. Penyakit ini bukan aib. Lebih awal memeriksakan diri jauh lebih bagus agar kita bisa mengetahui kondisi kesehatan kita," Johannes menambahkan.
Petugas penyelidikan epidemiologi dari Dinas Kesehatan Mimika Kamaluddin mengatakan bahwa menurut hasil penelusuran riwayat kontak pada pasien positif COVID-19 klaster Lembang, pasien 014 yang merupakan isteri dari pasien 003 yang sudah meninggal dunia diketahui masih pergi ke sekolah untuk mengajar meski sudah mulai mengalami gejala sakit.
"Pada saat kami lakukan tracing (pelacakan) pasien 014, kami sudah mendata siapa-siapa yang melakukan kontak dengannya, kemana saja dia bepergian sebelum masuk rumah sakit," katanya.
"Pasien 014 mengaku saat sudah mulai sakit masih sempat pergi mengajar, masih sempat ke sekolah untuk bertemu dengan rekan guru dan siswanya," kata Kamaluddin, yang juga bertugas sebagai Supervisor Program TB Dinas Kesehatan Mimika.
Petugas Dinas Kesehatan kemudian menghubungi kepala sekolah tempat guru itu bertugas untuk mendata para guru dan siswa yang kemungkinan melakukan kontak dengan pasien 014 antara 10 Maret dan 19 Maret. Hasilnya, ada 31 guru dan 39 siswa yang diketahui sempat melakukan kontak dengan pasien 014.
"Jadi, total ada 70 orang yang pernah melakukan kontak dengan pasien 014 di sekolah tersebut. Sejauh ini baru 11 guru yang sudah kami tracing, ada juga guru yang tidak mau di-tracing sehingga kami tidak bisa mendatangi rumahnya. Untuk siswa, kami kesulitan mendapatkan nomor kontak mereka. Sejauh ini baru dua siswa yang sudah kami tracing, selebihnya belum," Kamaluddin menjelaskan.
Tim penyelidikan epidemiologi Dinas Kesehatan Mimika sudah meminta kepala sekolah mengarahkan para guru dan siswa untuk memeriksakan kesehatan ke puskesmas.
Hingga Minggu (19/4), di Mimika ada 32 orang yang dikonfirmasi positif COVID-19, empat sudah sembuh dan tiga meninggal dunia. Jumlah kasus infeksi virus corona di Mimika tertinggi di Provinsi Papua.
Selain itu ada 52 pasien dalam pengawasan dan 158 orang dalam pemantauan terkait penularan COVID-19 dan 153 orang yang berhubungan dengan pasien COVID-19 namun tidak mengalami gejala sakit yang kondisinya terus dipantau.