Manado (ANTARA) - Kepala Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Hasto Wardoyo mengatakan apabila mau mendapatkan 'window opportunity' bonus demografi, generasi muda harus diperhatikan.
"Sesuai dengan amanat Presiden, bahwa kita itu memasuki window opportunity bonus demografi, sehingga kita harus betul-betul memperhatikan generasi muda," sebut Hasto pada Rakerda Program Bangga Kencana Sulut di Manado, Rabu.
Generasi muda menurut dia, nantinya akan menentukan apakah akan mis bonus demografi atau mendapatkan bonus demografi.
"Ini catatan penting sehingga sangat tepat kata Presiden memberikan arahan bahwa keluarga muda menjadi kunci keberhasilan ke depan," ujarnya.
Generasi muda, sebut dia, tidak boleh putus sekolah, tidak boleh kawin pada usia muda, tidak boleh hamil berulang kali, anaknya banyak, jaraknya dekat-dekat dan kemudian anaknya stunting.
Inilah yang menurut Kepala BKKBN, menjadi latar belakang terjadinya mis bonus demografi karena sumber daya manusia hanya akan menjadi beban, SDM tidak menjadi modal.
"Kita bisa sengsara, dan tidak sejahtera, ini kita perlu ingatkan bersama, secara kwantitas bisa kendalikan dengan baik dan harus secara kwalitas penduduk harus lebih baik lagi," ujarnya.
Angka stunting yang sekarang 24,4 persen itu bagian dari kondisi penduduk, remaja dan anak-anak saat ini yang cukup memprihatinkan.
"Tetapi juga jangan lupa, kalau fisiknya itu juga ada kondisi yang stunting, sebetulnya mentalnya juga ada kondisi yang memprihatinkan yaitu mental emotional disorder," katanya lagi.
Sekarang ini menurut Hasto, ada anak remaja yang tidak bisa bersemangat, sulit diajak maju, ada yang sulit dikoordinasi, ada suka yang aneh-aneh, narkotika, napsa, macam-macam, gangguan seks, ada 9,8 persen, belum lagi yang lain-lainnya.
"Inilah yang menjadikan perhatian, bahwa bangsa yang besar, penduduk yang banyak kalau kualitasnya tidak terjaga akan menjadi musibah," katanya mengingatkan.
Karena itulah, lanjut Hasto, Indonesia menuju angka 14 persen stunting dalam rangka menciptakan generasi yang unggul.
"Stunting harus ditekan, sehingga kita perlu selalu memberikan pemahaman kepada masyarakat, ayo kita mencegah sunting, ayo kita tahu tentang stunting, stunting itu memang merugikan," ujarnya.
Kepala BKKBN kemudian memberikan apresiasi kepada Wakil Gubernur Steven Kandouw, Kepala BKKBN Sulut Diano T Tandaju, perguruan tinggi, kepala perangkat daerah, serta pemangku kepentingan terkait yang mengikuti Rakerda Program Bangga Kencana Sulut.
Sinergitas semua pemangku kepentingan ini memberikan gambaran keseriusan mempercepat penurunan angka stunting di daerah ini.
Berita Terkait
Bappeda-BKKBN Sulut evaluasi aksi konvergensi penurunan angka stunting
Kamis, 9 Mei 2024 6:00 Wib
BKKBN Sulut verifikasi dan validasi data keluarga berisiko stunting
Rabu, 10 April 2024 7:11 Wib
Pemkab Minahasa Tenggara dan BKKBN Sulut upaya bersama turunkan stunting
Jumat, 5 April 2024 20:09 Wib
BKKBN Sulut dan Pemkab Minahasa lakukan percepatan penurunan stunting
Senin, 25 Maret 2024 22:00 Wib
Satgas PPS sebut Pemkab Bolsel lakukan inovasi tangani stunting
Jumat, 22 Maret 2024 4:18 Wib
BKKBN Sulut perkuat peran TPPS turunkan stunting di Boltim
Sabtu, 16 Maret 2024 21:32 Wib
BKKBN Sulut optimalisasi peran PPS turunkan stunting
Minggu, 10 Maret 2024 5:28 Wib
BKKBN Sulut jangkau daerah kepulauan untul perluas cakupan peserta KB
Jumat, 8 Maret 2024 21:01 Wib