Jakarta (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyatakan bencana alam yang terjadi di sejumlah daerah akhir-akhir ini menunjukkan bahwa potensi bencana alam tetap ada, sehingga semua pihak harus terus mewaspadai kemungkinan terjadinya hal itu lengkap dengan prosedur penanganannya.
"Saya menggarisbawahi, saya ingatkan Indonesia belum aman dari bencana alam," kata Presiden saat membuka sidang kabinet paripurna di Kantor Presiden Jakarta, Senin sore.
Kepala Negara mencontohkan terjadinya bencana banjir di Manado yang mengakibatkan korban meninggal, dan bencana banjir di Bojonegoro dan Jambi.
"Saya sudah sampaikan pada Gubernur Jawa Timur dan Wali Kota Manado (untuk menangani dengan baik-red). Saya tahu BNPB telah bekerja tapi kita harus terus waspada untuk mengurangi jatuhnya korban," kata Presiden.
Kepala Negara juga mengingatkan Gubernur Jawa Timur Soekarwo agar terus mengawasi kondisi Lumpur Lapindo yang berpotensi meluap saat musim hujan.
Sebelumnya, sekitar 1.700 warga Manado, Sulawesi Utara, mengungsi ke bangunan milik pemerintah dan kerabat dekat akibat banjir dan longsor yang terjadi sejak Sabtu (16/2) lalu.
"Hujan memang mengguyur hampir seluruh kabupaten dan kota di Sulawesi Utara. Warga mulai diungsikan sejak Sabtu karena permukimannya rawan longsor dan sudah terendam banjir," kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Sulawesi Utara, Hoyke Makarawung di Manado, Senin.
Dia menambahkan, bencana banjir dan longsor yang terjadi di Kota Manado, sepenuhnya sudah dilaporkan ke Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) RI serta Gubernur Sulawesi Utara, Sinyo H Sarundajang.
Makarawung menjelaskan lokasi-lokasi yang terkena banjir di yaitu Kelurahan Pal Dua, Komo Luar, Tikala Ares, Sario Utara, Bailang, Mahawu, Karame, Tanjung Batu dan Bunaken.
Sedangkan lokasi longsor terjadi di Kelurahan Pal II, Tingkulu, Karame, Singkil, Kombos dan Winangun Atas. Dampak akibat banjir dan longsor kata Makarawung, sebanyak 14 warga meninggal, delapan rumah rusak, 12 kendaraan rusak.