"Kali ini kami bekerja sama dengan Tim Densus 88 Mabes Polri untuk menyosialisasikan pencegahan , sehiintoleransi, radikalisme dan terorisme kepada para penyuluh agama agar semakin paham, dan bisa menyampaikan dengan baik kepada masyarakat," kata Kepala Seksi Bimas Kristen Kemenag Bitung Rosyane Koropit, di Bitung, Rabu.
Dia mengatakan jika semua penyuluh agama memahami hal ini, maka pada saat melakukan sosialisasi ke masyarakat akan dipahami dengan baik, sehingga berdampak positif nantinya.
Personel Tim Densus 88 Mabes Polri Iptu Ronny Nongka mengatakan tujuan dan manfaat toleransi dalam kehidupan di antaranya, mampu menjaga keharmonisan antarsesama, meminimalisasi terjadinya perpecahan, mempersatukan perbedaan yang ada, meningkatkan perdamaian, meningkatkan rasa persaudaraan, meningkatkan rasa nasionalisme, dan mempermudah mencapai mufakat dalam bermusyawarah.
Ia menjelaskan pencegahan radikalisme bisa dilakukan dengan cara bijak dalam bersosial media, penguatan wawasan kebangsaan yakni tentang Pancasila, UUD 45, NKRI, Bhinneka Tunggal Ika serta penguatan moderasi beragama.
Kemenag menyampaikan apresiasi kepada Tim Densus 88 atas kesediannya dalam berkolaborasi dengan Bimas Kristen Kemenag Bitung untuk memberikan sosialisasi kepada para Penyuluh Agama Kristen yang ada di Kota Bitung.
Kegiatan yang dilaksanakan di GMIM Abraham Duasudara ini, turut dilaksanakan sesi tanya jawab dan antara para penyuluh dengan Tim Densus 88 terkait beberapa pengalaman bahkan pandangan yang dimiliki dan sangat berhubungan dengan intoleransi, radikalisme bahkan terorisme.
Di akhir acara, para Penyuluh Agama Kristen Kota Bitung berkesempatan untuk melakukan pengambilan dokumentasi tentang komitmen para penyuluh menolak segala bentuk tindakan intoleransi, radikalisme dan terorisme di Indonesia, khususnya Kota Bitung.