Manado (ANTARA) -
Direktur Eksekutif Coral Triangle Initiative on Coral Reefs, Fisheries, and Food Security (CTI-CFF) Frank Keith Griffin mengatakan daerah pesisir pantai terancam sampah dan polusi.
"Hari ini kita berkumpul bukan hanya menikmati pemandangan indah di pantai, tapi kita juga menyuarakan upaya perlindungannya," kata Frank melalui penerjemah pada acara bersih-bersih pantai dalam rangka Coral Triangle Day 2024 di Boulevard Dua Pantai Karangria Manado, Sulawesi Utara (Sulut), Selasa.
Frank menyebutkan sampah yang akan diangkat dan kumpulkan mungkin saja bisa berasal dari sini, tapi juga berasal dari beberapa tempat semisal orang membuang sampah dan kemudian berakhir di pesisir atau pantai.
"Dengan aksi bersih-bersih pantai, kita telah mengambil sikap dan menunjukkan sikap kita terhadap laut dan makhluk yang ada di dalamnya," sebut Frank.
Aksi bersih-bersih pantai tersebut, menurut dia, adalah sebuah komitmen yang akan terus dilakukan untuk mengurangi sampah plastik serta mendorong disusunnya kebijakan untuk perlindungan laut, serta mengedukasi pihak lainnya untuk perlindungan atau konservasi.
"Mari kita bekerja sama, bersama-sama kita membuat perubahan, satu demi satu sampah akan kita bersihkan," ajaknya.
Dia menyebutkan Indonesia, Malaysia, Papua Nugini, Filipina, Kepulauan Solomon, dan Timor-Leste, yang tergabung dalam CTI-CFFbekerja sama untuk mempertahankan sumber daya laut dan pesisir.
Awalnya ada perdebatan yang cukup alot terkait dengan penempatan sekretariat regional, kata dia, karena Filipina dan Malaysia juga tertarik jadi tuan rumah.
Indonesia akhirnya terpilih dan Kota Manado menjadi lokasi ditetapkannya sekretariat CTI-CFF hingga saat ini.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: CTI CFF: Pesisir pantai terancam sampah & polusi