Manado (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Minahasa Utara, Sulawesi Utara, terus mempercepat penurunan stunting dan mengurangi kemiskinan ekstrem di wilayah itu.
Bupati Minahasa Utara Joune J E Ganda di Airmadidi, Senin, mengatakan pihaknya telah mengikuti roadshow percepatan penurunan stunting dan penghapusan kemiskinan ekstrem di wilayah Sulawesi Utara (Sulut) secara daring bersama dengan Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK).
"Kabupaten Minahasa Utara untuk kondisi stunting, berdasarkan data e-PPBGM dan SSGI, tahun 2021 sebesar 3,14 persen, angka prevalensi ini turun sebesar 0,31 persen atau menjadi 2,83 persen dengan cakupan sasaran pengukuran balita 89,56 persen (11.040 balita) pada Agustus tahun 2022," kata Joune.
Kemudian, katanya, angka kemiskinan di Kabupaten Minahasa Utara tahun 2021 mencapai 7,11 persen karena pandemi COVID-19 berdampak pada seluruh sektor, khususnya ekonomi. Namun pada 2022 seiring pemulihan ekonomi angka kemiskinan turun sebesar 0,51 persen menjadi 6,60 persen.
Persentase penduduk miskin ekstrem di Minahasa utara tahun 2022 adalah 1,11 persen, dimana ada penurunan sebesar 0,31 persen dibandingkan tahun 2021 sebesar 1,42 persen.
Jumlah penduduk miskin ekstrem di tahun 2021 sebesar 2.900 jiwa dan pada tahun 2022 mengalami penurunan menjadi 2.270 jiwa atau turun sekitar 630 jiwa.
Untuk itu Pemkab Minahasa Utara, kata dia, terus berupaya melakukan penanganan stunting dan kemiskinan ekstrem antara lain dengan mengalokasikan pendanaan program penanggulangan kemiskinan ekstrem tahun 2023 sebesar Rp101,94 miliar.
Selain itu membangun kerja sama dengan swasta diantaranya PT Meares Soputan Mining (MSM) dan PT Tirta Investama Aqua mitra LSM Manengkel Solidaritas, dan PT Angkasa Pura, guna menangani stunting dan kemiskinan.