Surabaya (ANTARA) - Pemerintah Kota Surabaya dan Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) setempat berkolaborasi bersama mengentaskan kemiskinan dan membantu anak-anak di Kota Pahlawan, Jatim, dari kekurangan gizi dan stunting.
Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Kota Surabaya Rini Indriyani di Surabaya, Jumat, menyampaikan, pemkot dan Baznas saat ini berkolaborasi menangani anak gizi buruk dan stunting, sehingga pihaknya meminta warga tidak malu melapor lurah dan camat ketika ada saudara, tetangga, serta kerabat dekat yang mengalami gizi buruk atau stunting.
"Kami juga mengimbau kepada seluruh kader PKK untuk melakukan pendataan ibu hamil terutama yang berisiko kehamilannya," kata istri Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi ini.
Rini menekankan, ketika ada ibu hamil yang berisiko tinggi, maka warga tidak segan untuk segera dilaporkan ke kader PKK atau camat dan lurah.
"Agar nantinya bisa segera ditindaklanjuti oleh dinas terkait dan kami bisa berkolaborasi dengan Baznas dan stakeholder lainnya," ujar dia.
Rini mengatakan, pihaknya bersama Baznas, Dinas Kesehatan (Dinkes) dan Dinas Sosial (Dinsos) Surabaya secara terus menerus memberikan perhatian kepada anak gizi buruk dan stunting di Surabaya.
Salah satu bentuk perhatiannya yakni telah berkunjung ke dua lokasi rumah anak penderita hidrosefalus di wilayah Kecamatan Lakarsantri pada Kamis (7/4).
Pertama, Rini mengunjungi rumah anak Harun Budiono, di Jalan Lakarsantri III No. 10, Kelurahan Lakarsantri, Kecamatan Lakarsantri, Surabaya. Anak laki-laki usia 3 tahun 9 bulan penderita hidrosefalus mendapat perhatian pendampingan khusus dari Pemkot Surabaya hingga kondisinya normal.
Pada kesempatan itu, Rini memberikan bantuan berupa Bantuan Langsung Tunai (BLT) dari Dinsos Surabaya Rp200 ribu per bulan, bantuan uang tunai dari Baznas Rp300 per bulan, sembako, kasur, bantal, pampers, susu dan lain sebagainya.
Kemudian, Rini melanjutkan perjalanan menuju ke alamat Bangkingan Gang I No. 1, Surabaya. Di alamat rumah itu, Rini menjenguk Muhammad Ali Putra, balita berusia dua bulan itu mengalami hygroma colli (benjolan di leher).
"Saya ucapkan terima kasih atas semua dukungan yang diberikan kepada anak-anak ini dan semoga bisa meringankan beban kedua orang tuanya, semoga ke depannya tidak ada lagi anak-anak stunting dan gizi buruk," kata dia. (*)
Baca juga: Pemkab Minsel targetkan penurunan stunting hingga 12,5 persen
Baca juga: BKKBN Sulut ajak petugas lapangan kader KB bantu turunkan kasus kekerdilan