Manado (ANTARA) - Universitas Lambung Mangkurat (ULM) mengerahkan para tenaga ahli untuk mendukung program integrasi sawit dan sapi menuju percepatan swasembada daging di Kalimantan Selatan (Kalsel).
"Kami memiliki Program Studi (Prodi) Peternakan dan prodi lain yang mampu mendukung pembangunan sektor peternakan, dalam program ini seperti Prodi Teknologi Industri Pertanian, Agribisnis, Kehutanan, dan Agronomi," kata Rektor ULM Prof Sutarto Hadi di Banjarmasin, Selasa.
Menurut dia, program yang digagas Dinas Perkebunan dan Peternakan Kalsel itu sangatlah bagus mengingat area perkebunan kelapa sawit yang begitu luas jadi potensi dalam penyediaan pakan untuk peternakan sapi potong.
"Beberapa perusahaan perkebunan jadi percontohan yang melakukan ini hasilnya cukup bagus. Ada ribuan ekor sapi dihasilkan," ungkapnya.
Diakui Sutarto, kombinasi antara perkebunan kelapa sawit dan peternakan sapi potong jadi solusi terbaik guna akselerasi swasembada daging memenuhi kebutuhan dalam provinsi. Mengingat saat ini Kalsel masih bergantung pasokan daging dari luar daerah, bahkan impor dari India dan Australia.
"Untuk sapi lokal ada 22.249 ekor bisa dipenuhi di tahun 2020 dari kebutuhan 6.661.770 kilogram daging atau setara 50.114 ekor. Sisanya mendatangkan dari Sumbawa, Madura, Bali, bahkan India dan Australia," kata Sutarto.
Setelah mendapat dukungan dari Pemerintah Australia melalui Program Indonesia-Australia Red Meat & Cattle Partnership, Sutarto berharap akan ada lagi investor lainnya turut menyukseskan program percepatan swasembada daging di Kalsel dengan metode integrasi sawit dan sapi berbasis kemitraan usaha ternak inti plasma.