Manado, (AntaraSulut) – Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) kini sedang dijalani masyarakat Indonesia. MEA dengan segala tantangannya, bukanlah sebuah ancaman bagi dunia usaha seperti usaha mikro kecil menengah (UMKM) untuk berkembang baik skala lokal, domestik hingga dipasar ASEAN. Namum menjadi tantangan pelaku UMKM saat ini, seberapa kuat komitmen pemangku kepentingan dalam memperkokoh pelaku UMKM terus tumbuh bahkan naik kelas untuk menembus pasar internasional yang semakin sengit?
Inilah yang menjadi benang merah pembahasan Focus Group Discussion (FGD) yang digagas KORAN SINDO MANADO bersama PT Bank Mandiri (Persero) Tbk yang dihelat di Aston Manado Hotel beberapa waktu lalu.
Menghadirkan ketua Dewan Perwakilan Rakyar Daerah Provinsi Sulut Andrei Angouw yang juga menjabat sebagai Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Sulut, Kepala Tim Ekonomi dan Keuangan Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulut Lukman Hakim, Sekretaris Dinas Perindustrian dan Perdagangan Darwin Muksin, Kepala Dinas Tenaga Kerja Kota Manado Atto Bulo, Vice President PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Area Manado dan pengamat ekonomi Sulut Gerdy Worang dan sejumlah pelaku usaha mikro kecil menengah di Sulut.
Sejumlah tantangan yang dihadapi masyarakat Sulut dalam pengembangan UMKM antara lain kapasitas Sumber Daya Manusia (SDM), akses pelaku usaha terhadap permodalan, masih kurangnya keberpihakan pemerintah terhadap pengembangan UMKM hingga iklim investasi yang cenderung berbelit-belit.
“Tak dapat kita pungkiri, perencanaan pengembangan UMKM lintas sektoral belum jalan secara terintegrasi. Seharusnya ada komunikasi lintas sektoral, supaya kualitas UMKM kita bisa bersaing dengan pulau Jawa. Kita harus berkaca dari pulau Jawa yang produknya mampu menembus pasar internasional,†beber Sekretaris Dinas Perindustrian dan Perdagangan Darwin Muksin
Sementara itu pelaku UMKM Sulut, Mariani Montu menyebut persoalan pengembangan UMKM di Sulut sangat bersinggungan dengan kualitas SDM. Selain sangat membutuhkan pendampingan yang kontinyu sebagai modal managemen, pekerja di bidang UMKM pun membutuhkan akses terhadap promosi produk-produk yang dihasilkan, sehingga tersedia pasar yang siap menyerap produksi mereka.
“Pelaku UMKM sangat membutuhkan pendampingan yang dapat dilakukan pemerintah. Di samping itu, kita juga membutuhkan UMKM Center sebagai tempat berdagang dan promosi produk unggulan UMKM Sulut. Ini juga dapat menjadi tempat belanja rekomendasi bagi tamu-tamu luar Sulut yang ingin membeli produk khas dari Sulut,†katanya.
Disamping itu, sebagai pelaku usaha, Ketua Perhimpunan Hotel Restoran Indonesia (PHRI) Sulut Johnny Lieke menerangkan, yang perlu diperbaikan pemerintah daerah di era MEA adalah memangkas pengurusan perizinan. Sebab masalah perizinan saat ini yang masih memberatkan pelaku usaha melakukan ekspansi. “Pengurusan izin masih berbelit-belit ini membingungkan kami, alangkah baiknya diperbaiki,†tuturnya
Dari perspektif tenaga kerja, bagi Kepala Dinas Tenaga Kerja kota Manado, keberlangsungan MEA tak serta merta menjadi ancaman bagi naker Sulut. Tetapi yang menjadi catatan penting bagi pekerja lokal yakni kualitas SDM yang harus kompetitif. “Bicara kualitas SDM, kita memang harus banyak berbenah. Pemerintah kota Manado sendiri akan membuka balai pelatihan di tahun ini, sebagai upaya meningkatkan kapasitas SDM lokal kita,†sebutnya.
Bahkan, Koodinator Pusat Inovasi dan Kewirausahaan Universitas Sam Ratulangi (Unsrat) Manado, James Massie menilai, cara pandang pemerintah terhadap pelaku UMKM semestinya diperbaiki. Pasalnya pertumbuhan UMKM di daerah secara otomatis akan memperbaiki menolong ekonomi daerah kearah positif.
“Kita belajar dari negara ASEAN lain, misalnya Filipina dan Thailand, mereka sudah fokus pada UMKM, karena jika sektor ini bertumbuh maka penerapan tenaga kerja akan maksimal. Dan penduduk akan terus diajarkan membuat usaha mandiri,†jelasnya
Dari akses permodalan, sebenarnya pemerintah telah memiliki program membuka akses pembiayaan melalui sejumlah perbankan dengan kucuran Kredit Usaha Rakyat (KUR). Salah satunya bank Mandiri, yang turut menyalurkan KUR bagi pelaku usaha, dengan bunga single digit yakni 9% per tahun.
“Kami memiliki program KUR yang dapat dimanfaatkan pelaku usaha. Dengan bunga yang tergolong rendah ini seharunya menjadi peluang yang dapat dimanfaatkan masyarakat. Dalam menggelontorkan pembiayaan, perbankan tetap harus menerapkan prinsip kehati-hatian, sebagai upaya meminimalisir kredit bermasalah,†ungkap Heriyadi.
Berdasarkan data yang dihimpun KORAN SINDO MANADO Industri Kecil Menengah di Sulut tumbuh 4,58% (year on year)pada tahun 2015, dengan jumlah 83.879 usaha. Namun, penyerapan tenaga kerja oleh IKM di Sulut tergolong rendah, jika disandingkan dengan sharenye terhadap total unit usaha yang mencapai 88,15% yaitu sebesar 21,48%. Sementara kontribusi IKM terhadap Pendapatan Domestik Regional Bruto sebesar 31,96%.
Andrei Angouw yang juga merupakan pengusaha sekaligus ketua DPRD Sulut dari PDI-P ini mengungkapkan, idealnya 2 % dari total jumlah penduduk suatu daerah berprofesi sebagai pengusaha termasuk pelaku UMKM. “Ini menjadi syarat pengembangan ekonomi yang lebih baik bagi daerah kita. Untuk bisa mewujudkannya, kita memang harus bekerja ekstra keras secara bersama-sama baik pemerintah, legislator dan stakeholder terkait. Pemerintah punya fingsi meningkatkan skill pelaku UMKM, memberi mereka akses permodalan, termasuk pengawasan lembaga perizinan,†ungkap Angouw diwawancarai usai FGD tersebut.
Berita Terkait
Mendagri Tito sebut Pilkada Serentak 2024 paralel dengan masa jabatan presiden
Kamis, 2 Mei 2024 21:58 Wib
123 pengungsi erupsi Gunung Ruang tiba dengan KRI Kakap-811 di Bitung
Rabu, 1 Mei 2024 10:12 Wib
Wali Kota Tomohon jajaki kerja sama dengan Poltekpar Bali
Selasa, 30 April 2024 14:31 Wib
Kualifikasi Piala Thomas, Indonesia tampil dengan susunan terbaik lawan Thailand
Senin, 29 April 2024 5:57 Wib
Jepang singkirkan tuan rumah Qatar U-23 dengan skor 4-2
Jumat, 26 April 2024 5:35 Wib
BNPB: Penanganan darurat dampak erupsi Gunung Ruang berjalan dengan baik
Rabu, 24 April 2024 22:52 Wib
Muhaimin: PKB ingin bekerja sama dengan Prabowo-Gibran
Rabu, 24 April 2024 17:34 Wib
Prabowo bersyukur telah menjalankan proses Pilpres 2024 dengan demokrasi
Rabu, 24 April 2024 13:32 Wib