Manado (ANTARA) - PLN mendorong pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di Sulawesi Utara memanfaatkan fly ash dan bottom ash (FABA), limbah padat tak beracun hasil pembakaran batu bara PLTU Amurang, Kabupaten Minahasa Selatan, untuk peningkatan produksi.
Manager PLN Unit Pelaksana Pengendalian Pembangkitan (UPDK) Minahasa, Andreas Arthur Napitupulu, di Manado, Senin (21/3), mengatakan PLN akan terus melakukan sosialisasi dan edukasi akan manfaat dan nilai ekonomi FABA.
"Saat ini sudah ada dua pelaku usaha yang memanfaatkan FABA PLTU Amurang, yakni pembuatan batu bata dan paving blok," kata dia.
Dia mengharapkan alternatif pemanfaatan ini dapat meningkatkan nilai jual "fly ash" yang sebelumnya dianggap limbah menjadi produk unggulan, terutama untuk pemakaian masyarakat Sulawesi Utara.
Secara fakta maupun kisah sukses, "fly ash" merupakan produk yang memiliki manfaat tinggi dan biasa digunakan sebagai bahan baku konstruksi di luar negeri.
"Kami berharap kesempatan ini dapat diambil oleh UMKM dan kelompok masyarakat untuk bahan baku bangunan dan produk sejenis lainnya," katanya.
Pihaknya berharap, masyarakat dapat memanfaatkan FABA untuk meningkatkan ekonomi keluarga dan kelompok masyarakat.
"Kami tidak memungut biaya apapun untuk pengambilan FABA di PLTU Amurang, jadi kami terbuka bagi pelaku usaha maupun pemerintah daerah, TNI, dan masyarakat lainnya," katanya.
PLTU Amurang memproduksi FABA setiap hari sekitar 50 metrik ton.