Jakarta (ANTARA) - Penggunaan biomassa sebagai pengganti batu bara pada 40 pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) mampu mengurangi emisi sebanyak 429 ribu ton setara karbon dioksida selama semester I 2023, menurut PT PLN (Persero).
"Dalam masa transisi energi, kami menggunakan teknologi co-firing di PLTU sebagai upaya menekan penggunaan batu bara," kata Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo di Jakarta, Sabtu.
Berdasarkan data semester I 2023, PLN secara kumulatif telah menggunakan biomassa dengan menerapkan co-firing sekitar 404,5 ribu ton.
Penggunaan terbanyak tercatat di wilayah Jawa, Madura dan Bali (353,6 ribu ton), diikuti wilayah Sumatra dan Kalimantan (38,5 ribu ton), dan wilayah Sulawesi, Maluku, Papua dan Nusa Tenggara (12,4 ribu ton).
Darmawan menuturkan pihaknya terus berupaya agar target dekarbonisasi sebesar 954 ribu ton setara karbon dioksida bisa tercapai pada tahun ini.
Teknologi co-firing adalah substitusi batu bara pada rasio tertentu dengan bahan biomassa, seperti pellet kayu, sampah, cangkang sawit, dan serbuk gergaji.
Menurut Darmawan, co-firing tak sekedar mengurangi emisi tetapi juga memberdayakan masyarakat dan membangun ekonomi kerakyatan.
"Kami mengajak masyarakat untuk terlibat aktif membuat bahan baku co-firing, mulai dari penanaman tanaman biomassa hingga pengelolaan sampah rumah tangga untuk dijadikan pellet,
" katanya.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: PLN: Biomassa kurangi emisi PLTU 429 ribu ton pada semester 1 2023