Manado (ANTARA) - Volume ekspor batu bara dari Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) pada triwulan III-2021 mengalami pertumbuhan cukup baik hingga mencapai 19,56 persen "years on years" (yoy), lebih tinggi ketimbang triwulan sebelumnya yang tumbuh 11,45 persen yoy.
"Pertumbuhan volume ekspor batu bara yang sebesar itu disebabkan oleh peningkatan volume ekspor batu bara ke China dan ASEAN," ujar Kepala Perwakilan Bank Indonesia (KPw) Provinsi Kaltim Tutuk SH Cahyono di Samarinda, Senin.
Pertumbuhan ekspor batu bara di triwulan III-2021 tersebut adalah ekspor ke China tumbuh sebesar 135,87 persen yoy, kemudian ekspor ke negara-negara yang menjadi anggota ASEAN tercatat 4,05 persen yoy.
Perbaikan kinerja pertambangan di Kaltim pada triwulan tersebut dipengaruhi oleh harga komoditas batu bara yang terus mencatatkan rekor harga tinggi, sejalan dengan masih tingginya permintaan batu bara, akibat pasokan batu bara global yang terbatas.
"Lebih dari 85 persen produksi batu bara Kaltim diekspor ke China, ASEAN, India, dan negara lainnya. Sisanya untuk kebutuhan domestik yang mayoritas untuk kebutuhan PLN dan permintaan industri," ujar Tutuk.
Hingga triwulan III kinerja produksi batu bara tetap tumbuh tinggi meskipun melambat ketimbang triwulan sebelumnya, sejalan dengan curah hujan yang masih tinggi dan kelangkaan alat berat untuk menunjang peningkatan produksinya.
Di satu sisi, permintaan pasar ekspor masih relatif kuat di tengah produksi batu bara China yang mulai membaik, akibat masuknya cuaca dingin di negara tersebut.
Ekspor batu bara yang tinggi dan tumbuh positif ini, maka pertumbuhan ekonomi Kaltim di triwulan III masih ditopang oleh pertambangan, di tengah kinerja industri pengolahan dan perdagangan yang mengalami penurunan akibat pembatasan aktivitas pada pertengahan triwulan III.
Tertahannya aktivitas dan permintaan masyarakat akibat penerapan kebijakan PPKM Level 4 karena kasus COVID-19 sempat melonjak, menekan kinerja industri pengolahan Kaltim melemah meski masih tumbuh.
"Kinerja industri pengolahan masih tumbuh disebabkan oleh volume ekspor CPO yang mengalami peningkatan sebesar 88,30 persen yoy pada triwulan III 2021, meningkat ketimbang triwulan sebelumnya yang tumbuh 50,25 persen yoy," ujar Tutuk.