PLN manfaatkan FABA dukung infrastruktur penunjang pembangkit listrik
Manado (ANTARA) - PLN memanfaatkan limbah FABA guna mendukung infrastruktur penunjanh pembangkit listrik di Sulawesi Utara.
Manager UPDK Minahasa Andreas Arthur Napitupulu menyampaikan pemanfaatan FABA kali ini adalah pemanfaatan internal dalam mendukung infrastruktur yang dibutuhkan untuk menunjang operasional pembangkit listrik.
Pemanfaatan FABA kali ini dilaksanakan secara internal dengan membangun kantor administratif salah satu unit naungannya yaitu PLTA Tanggari.
Jumlah fly ash yang digunakan dalam konstruksi sejumlah 42 Ton untuk pemadatan tanah, pengecorn beton dan penggunaan semen mortar. Sedangkan untuk jumlah batako yang digunakan adalah 2200 Buah yang setara dengan 4 Ton Fly Ash sehingga total fly ash yang ada di bangunan ini adalah 46 Ton.
Andreas juga mengajak seluruh unit-unit PLN yang berada pada daerah kerja Sulawesi Utara untuk menggunakan material FABA dalam pembangunan atau penyiapan infrastruktur utama ataupun prasarana yang mendukung operasional Distribusi Listrik seperti penyiapan kantor jaga PLN dan juga operasional bidang transmisi seperti pembuatan fasilitas Gardu Induk.
Andreas menegaskan bahwa FABA ini telah diuji secara karakteristik aman untuk lingkungan berasarkan Prosedur Pelidian Karakteristik Beracun atau Toxicity Characteristic Leaching Procedure (TCLP) dimana didapatkan hasil uji bahwa semua parameter memenuhi baku mutu.
Kemudian aman terhadap mahluk hidup sekitarntya berdasarkan hasil Uji Toksikolgi Lethal Dose-50 (LD50) dengan hasil nilai LD50 > 5000 mg/kg berat badan hewan uji dan aman bagi para pekerja yang menggunakan FABA sebagai bahan baku berdasarkan hasil kajian Human Health Risk Assessment (HHRA) yang menunjukkan bahwa tidak ada parameter yang melebihi Toxicity Reference Value (TRV) yang ditentukan Kementerian Tenaga Kerja Indonesia yang didefinisikan dalam Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. 5 Tahun 2018.
General Manager PLN UIKL Sulawesi Munnawwar Furqan dalam sambutannya menyampaikan apresiasi kepada PLN UPDK Minahasa yang terus mensosialisasikan kepada masyarakat, pemerintah daerah, UMKM dan industri yang memanfaatkan FABA di Sulawesi Utara.
Munawwar juga menyampaikan agar FABA ini dapat dimanfaatkan lebih besar lagi secara internal PLN dalam mendukung penyediaan faisilitas sipil operasional PLN dan juga secara eksternal dalam mendukung peningkatan pembangunan daerah. Seluruh pihak harus dapat melihat nilai manfaat yang sangat besar pada FABA tersebut.
General Manager PLN UIW Sulutenngo Leo Basuki juga mengapresiasi program pemanfaatan FABA tersebut dan menyampaikan akan segera menyusun program program internal termasuk program eksternal yang melibatkan seluruh stakeholder sehingga sinergisitas PLN bersama pemerintah daerah dalam mendukung pembangunan daerah juga semakin meningkat.
FABA yang dihasilkan oleh PLTU Amurang adalah sebesar 50 MT/hari yang dihasilkan oleh 4 unit PLTU Amurang dengan kapasitas terpasang sebesar 110 MW. Selain jumlah FABA yang dihasilkan oleh PLTU setiap harinya, saat ini FABA yang tersimpan pada tempat penyimpanan FABA yang lebih dikenal sebagai Ash Yard sebesar kurang lebih 80.000 MT, yang artinya potensi pemanfaatan FABA bagi pemerintah daerah, UMKM, dan industri yang berbasis material konstruksi masih terbuka lebar.
Aplikasi penggunaan fly ash sangat mudah dan tidak memerLukan teknologi tinggi dalam pemanfaatannya. FABA ini dapat menurunkan penggunaan material semen sebesar 30% sampai dengan 70% tergantung dari komposisi campurannya dan kualitas kuat tekan yang diharapkan. Tentu hal ini dapat menjadikan produk FABA sebagai produk unggulan yang memberi manfaatnya besar dalam pembangunan.
Turut hadir dalam acara peresmian adalah General Manager PLN Unit Induk Pembangkitan dan Transmisi (UIKL) Sulawesi Munnawwar Furqan, General Manager PLN UIW Sulutenggo Leo Basuki, Senior Manager Bidang Pembangkitan Putu Sudarsa dan Manager UPDK Minahasa Andreas Arthur Napitupulu.
Manager UPDK Minahasa Andreas Arthur Napitupulu menyampaikan pemanfaatan FABA kali ini adalah pemanfaatan internal dalam mendukung infrastruktur yang dibutuhkan untuk menunjang operasional pembangkit listrik.
Pemanfaatan FABA kali ini dilaksanakan secara internal dengan membangun kantor administratif salah satu unit naungannya yaitu PLTA Tanggari.
Jumlah fly ash yang digunakan dalam konstruksi sejumlah 42 Ton untuk pemadatan tanah, pengecorn beton dan penggunaan semen mortar. Sedangkan untuk jumlah batako yang digunakan adalah 2200 Buah yang setara dengan 4 Ton Fly Ash sehingga total fly ash yang ada di bangunan ini adalah 46 Ton.
Andreas juga mengajak seluruh unit-unit PLN yang berada pada daerah kerja Sulawesi Utara untuk menggunakan material FABA dalam pembangunan atau penyiapan infrastruktur utama ataupun prasarana yang mendukung operasional Distribusi Listrik seperti penyiapan kantor jaga PLN dan juga operasional bidang transmisi seperti pembuatan fasilitas Gardu Induk.
Andreas menegaskan bahwa FABA ini telah diuji secara karakteristik aman untuk lingkungan berasarkan Prosedur Pelidian Karakteristik Beracun atau Toxicity Characteristic Leaching Procedure (TCLP) dimana didapatkan hasil uji bahwa semua parameter memenuhi baku mutu.
Kemudian aman terhadap mahluk hidup sekitarntya berdasarkan hasil Uji Toksikolgi Lethal Dose-50 (LD50) dengan hasil nilai LD50 > 5000 mg/kg berat badan hewan uji dan aman bagi para pekerja yang menggunakan FABA sebagai bahan baku berdasarkan hasil kajian Human Health Risk Assessment (HHRA) yang menunjukkan bahwa tidak ada parameter yang melebihi Toxicity Reference Value (TRV) yang ditentukan Kementerian Tenaga Kerja Indonesia yang didefinisikan dalam Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. 5 Tahun 2018.
General Manager PLN UIKL Sulawesi Munnawwar Furqan dalam sambutannya menyampaikan apresiasi kepada PLN UPDK Minahasa yang terus mensosialisasikan kepada masyarakat, pemerintah daerah, UMKM dan industri yang memanfaatkan FABA di Sulawesi Utara.
Munawwar juga menyampaikan agar FABA ini dapat dimanfaatkan lebih besar lagi secara internal PLN dalam mendukung penyediaan faisilitas sipil operasional PLN dan juga secara eksternal dalam mendukung peningkatan pembangunan daerah. Seluruh pihak harus dapat melihat nilai manfaat yang sangat besar pada FABA tersebut.
General Manager PLN UIW Sulutenngo Leo Basuki juga mengapresiasi program pemanfaatan FABA tersebut dan menyampaikan akan segera menyusun program program internal termasuk program eksternal yang melibatkan seluruh stakeholder sehingga sinergisitas PLN bersama pemerintah daerah dalam mendukung pembangunan daerah juga semakin meningkat.
FABA yang dihasilkan oleh PLTU Amurang adalah sebesar 50 MT/hari yang dihasilkan oleh 4 unit PLTU Amurang dengan kapasitas terpasang sebesar 110 MW. Selain jumlah FABA yang dihasilkan oleh PLTU setiap harinya, saat ini FABA yang tersimpan pada tempat penyimpanan FABA yang lebih dikenal sebagai Ash Yard sebesar kurang lebih 80.000 MT, yang artinya potensi pemanfaatan FABA bagi pemerintah daerah, UMKM, dan industri yang berbasis material konstruksi masih terbuka lebar.
Aplikasi penggunaan fly ash sangat mudah dan tidak memerLukan teknologi tinggi dalam pemanfaatannya. FABA ini dapat menurunkan penggunaan material semen sebesar 30% sampai dengan 70% tergantung dari komposisi campurannya dan kualitas kuat tekan yang diharapkan. Tentu hal ini dapat menjadikan produk FABA sebagai produk unggulan yang memberi manfaatnya besar dalam pembangunan.
Turut hadir dalam acara peresmian adalah General Manager PLN Unit Induk Pembangkitan dan Transmisi (UIKL) Sulawesi Munnawwar Furqan, General Manager PLN UIW Sulutenggo Leo Basuki, Senior Manager Bidang Pembangkitan Putu Sudarsa dan Manager UPDK Minahasa Andreas Arthur Napitupulu.