New York (ANTARA) - Harga minyak lebih tinggi pada akhir perdagangan Rabu (Kamis pagi WIB), karena penurunan stok minyak mentah AS memperkuat ekspektasi peningkatan permintaan menjelang puncak musim mengemudi di musim panas, mengimbangi kekhawatiran bahwa kemungkinan kembalinya pasokan Iran akan menyebabkan kelebihan pasokan.
Minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Juli terangkat 16 sen atau 0,3 persen, menjadi ditutup pada 68,87 dolar AS per barel. Sementara itu, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS untuk pengiriman Juli bertambah 14 sen atau 0,2 persen, menjadi menetap di 66,21 dolar AS per barel.
Kedua harga acuan minyak memangkas kerugian awal setelah data pemerintah menunjukkan stok minyak mentah AS di Cushing, Oklahoma, pusat penyimpanan WTI turun pekan lalu ke level terendah sejak Maret 2020. Pabrik-pabrik penyulingan menaikkan tingkat pemanfaatan ke tingkat sebelum pandemi.
Pasokan produk bensin naik menjadi 9,5 juta barel per hari, mencerminkan permintaan, sementara permintaan distilat juga lebih tinggi. Konsumsi bensin umumnya meningkat mulai sekitar Hari Memorial AS, yaitu 31 Mei tahun ini, ketika orang-orang turun ke jalan.
Harga juga menemukan beberapa dukungan dari pencabutan pembatasan virus corona.
“Dorongan untuk 'berangkat' dalam liburan yang terhalang oleh pandemi tahun lalu akan mendukung pasar bensin,” kata Jim Ritterbusch, presiden Ritterbusch and Associates di Galena, Illinois.
Tetapi para pelaku pasar juga mencermati perkembangan pembicaraan nuklir Iran-AS, yang dapat mengarah pada pencabutan sanksi terhadap industri energi Iran dan pelepasan minyak Iran ke pasar.
"Harga akan tetap didukung selama musim panas dengan satu-satunya hal yang mengimbangi minyak dari kenaikan harga adalah potensi kembalinya minyak Iran," kata Andy Lipow, presiden Lipow Oil Associates di Houston, Texas.
Juru bicara pemerintah Iran Ali Rabiei mengatakan dia optimis Teheran akan segera mencapai kesepakatan, meskipun negosiator utama Iran mengatakan masalah serius tetap ada.
Analis mengatakan Iran dapat memberikan pasokan tambahan sekitar 1 juta hingga 2 juta barel per hari jika kesepakatan tercapai.
Iran dan kekuatan global telah mengadakan pembicaraan di Wina sejak April untuk menyusun langkah-langkah yang harus diambil Teheran dalam kegiatan nuklir dan Washington harus mencabut sanksi untuk kembali ke kepatuhan penuh dengan pakta yang dicapai Iran dengan kekuatan dunia pada 2015.
Rusia mengatakan Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak dan sekutunya, sebuah kelompok yang dikenal sebagai OPEC+, harus mempertimbangkan kemungkinan peningkatan produksi Iran ketika menilai langkah lebih lanjut.
OPEC+ membawa kembali produksi minyak 2,1 juta barel per hari (bph) hingga Juli, mengurangi pemotongan menjadi 5,8 juta barel per hari. Pertemuan mereka berikutnya ditetapkan pada 1 Juni.
Berita Terkait
Meski ada konflik Iran-Israel, harga BBM tak akan naik
Selasa, 16 April 2024 16:45 Wib
Dampak konflik Iran dan Israel, Mari Elka Pangestu ingatkan gejolak harga minyak
Senin, 15 April 2024 15:08 Wib
Warga Gorontalo rayakan Tumbilotohe dengan penuh makna
Minggu, 7 April 2024 8:29 Wib
Luhut komitmen tuntaskan pembayaran utang selisih harga minyak goreng
Senin, 25 Maret 2024 13:57 Wib
Wamendag Jerry Sambuaga optimis minyak goreng tak akan jadi langka
Sabtu, 19 Agustus 2023 12:17 Wib
Kejagung dalami peran Airlangga Hartarto di dugaan korupsi ekspor minyak sawit mentah
Selasa, 25 Juli 2023 6:13 Wib
Airlangga tidak hadir panggilan Kejaksaan terkait saksi korupsi ekspor minyak sawit
Selasa, 18 Juli 2023 20:02 Wib
Presiden Jokowi: MinyaKita untuk kebutuhan masyarakat bawah
Kamis, 13 April 2023 15:51 Wib