New York (ANTARA) - Mata uang safe haven dolar AS, yen Jepang, dan franc Swiss, menguat pada akhir perdagangan Kamis (Jumat pagi WIB) karena aksi jual saham AS di tengah menurunnya harapan bahwa ekonomi global akan pulih dengan cepat dari pandemi Virus Corona.
Yen naik ke tertinggi satu bulan terhadap dolar, sementara franc Swiss naik ke puncak baru tiga bulan.
Namun indeks dolar AS yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama lainnya naik karena investor menjual mata uang yang terkait dengan pengambilan risiko seperti euro, sterling, dan dolar Australia.
"Hari ini, semangatnya tidak begitu kuat," kata Kepala Strategi Pasar Bannockburn Global Forex, Marc Chandler, di New York. "Satu perdagangan beriak melalui pasar: mengambil keuntungan dari ekuitas, mengalahkan pasar negara berkembang, melepaskan keuntungan dalam mata uang utama, dan berbondong-bondong ke pasar utang yang aman."
Pedagang mata uang mengambil petunjuk mereka dari pasar saham AS, di mana S&P 500 berada di jalur untuk hari terburuk sejak Maret.
“Keuntungan bersejarah dalam ekuitas ini benar-benar diuji. Ada beberapa kekhawatiran tentang infeksi ulang, tetapi pemikiran saya adalah bahwa hari ini tidak jauh berbeda dari awal minggu," kata Wakil Presiden Perdagangan dan Transaksi Tempus Inc, John Doyle, di Washington.
"Tapi mungkin karena seberapa cepat dan seberapa keras ekuitas telah naik dan dolar telah turun, pedagang mencari alasan untuk mengambil keuntungan dan membawa mereka dari posisi tertinggi mereka dan dolar dari posisi terendah mereka," tambahnya.
Sejak akhir Mei dengan data ekonomi yang lebih baik dari perkiraan dan ketika ekonomi-ekonomi dan negara-negara bagian AS mulai dibuka kembali, dolar telah jatuh 3,5 persen terhadap mata uang utama.
Permintaan untuk mata uang safe-haven meningkat setelah Federal Reserve (Fed) mengeluarkan pandangan yang mengerikan tentang ekonomi AS pada Rabu (10/6/2020).
Setelah pertemuan dua hari, Fed mengisyaratkan pihaknya merencanakan dukungan luar biasa bertahun-tahun bagi ekonomi AS, yang oleh para pembuat kebijakannya diperkirakan akan menyusut 6,5 persen pada 2020, dengan tingkat pengangguran sebesar 9,3 persen.
Investor juga khawatir tentang infeksi Virus Corona baru ketika dunia secara bertahap dibuka kembali setelah penutupan yang bertujuan untuk mencegah penyebaran penyakit.
Di Amerika Serikat, infeksi baru meningkat sedikit setelah lima minggu menurun, menurut analisis Reuters. Sebagian dari kenaikan ini adalah karena lebih banyak pengujian, yang mencapai rekor tertinggi pada 5 Juni sebanyak 545.690 tes dalam satu hari tetapi sejak itu turun.
Dalam perdagangan sore, dolar melemah 0,3 persen terhadap yen menjadi 106,84 yen, setelah sebelumnya turun ke palung satu bulan.
Dolar juga merosot ke level terendah tiga bulan terhadap franc Swiss menjadi 0,9399 franc, dan terakhir turun 0,2 persen pada 0,9424 franc.
Namun terhadap sekeranjang mata uang, dolar naik 0,5 persen menjadi 96,681 dipimpin oleh kenaikan terhadap euro. Euro melemah 0,5 persen menjadi 1,1314 dolar per euro.
Berita Terkait
Yen terus melemah pada Kamis
Kamis, 9 Juni 2022 10:11 Wib
Nilai tukar Dolar capai angka tertinggi dua tahun terakhir
Sabtu, 23 April 2022 8:43 Wib
Yen dan yuan menderita saat Fed kenaikkan suku bunga lebih cepat
Jumat, 22 April 2022 9:10 Wib
Yen dalam bahaya saat BOJ pertahankan target imbal hasil obligasi
Selasa, 29 Maret 2022 10:25 Wib
Kenaikan sentimen risiko dan harga komoditas bantu Aussie tekan yen
Rabu, 23 Maret 2022 9:34 Wib
Dolar turun, yen dekati terendah 6-tahun tertekan krisis Ukraina
Senin, 21 Maret 2022 17:42 Wib
Dolar AS capai tertinggi dalam lima tahun terhadap yen, euro tertekan risiko pertumbuhan
Jumat, 11 Maret 2022 9:22 Wib
Investor mencari mata uang aman, dolar menguat dan melonjak terhadap yen
Selasa, 12 Oktober 2021 9:32 Wib