Manado (ANTARA) - Pandemi virus Corona (COVID-19) mendorong peningkatan transaksi uang elektronik di Provinsi Sulawesi Utara (Sulut).
"Uang elektronik, baik berbasis chip maupun berbasis server di Sulut meningkat 8,9 persen (qtq) di kuartal kedua tahun ini," kata Kepala Bank Indonesia (BI) Perwakilan Sulut Arbonas Hutabarat, di Manado, Sabtu.
Meskipun, sempat turun 25,6 persen (qtq) di kuartal pertama, bertepatan masa darurat pandemi Covid-19.
Arbonas Hutabarat mengatakan, peningkatan transaksi uang elektronik ini didorong oleh pengembangan penggunaan QRIS sebagai salah satu kanal pembayaran non tunai berbasis QR Code.
"Di sisi lain, kita melihat bahwa tingkat kesadaran masyarakat akan transaksi yang aman dan sehat di tengah pandemi meningkat," kata Arbonas.
Dia mengatakan, untuk transaksi kartu ATM/debit dan kartu kredit di Sulut menunjukkan penurunan. Dimana, di kuartal I dan kuartal II 2020 masing-masing terjadi penuruna 14 persen dan 6 persen.
"Kemungkinan besar hal ini dipicu oleh penutupan sementara pusat perbelanjaan serta adanya pembatasan sosial. Mungkin ada peningkatan di kuartal ketiga," kata Arbonas.
Berita Terkait
OJK sebut realisasi KUR di Sulut capai Rp219 miliar
Jumat, 26 April 2024 5:29 Wib
Pemprov Sulawesi Utara lindungi ratusan ribu pekerja rentan melalui BPJAMSOSTEK
Jumat, 26 April 2024 5:29 Wib
BI bantu petani tingkatkan produksi cabai di Manado dan Minahasa Utara
Kamis, 25 April 2024 17:46 Wib
Kejati Sulut beri penerangan hukum pemberantasan TPPO bagi siswa Minut
Kamis, 25 April 2024 11:48 Wib
Kabupaten Mitra berpeluang raih penghargaan Paritrana 2023
Kamis, 25 April 2024 7:25 Wib
BI panen perdana cabai rawit di Kota Tomohon kendalikan inflasi
Kamis, 25 April 2024 6:14 Wib
BRI lakukan aksi donor darah bantu penuhi kebutuhan Sulut
Kamis, 25 April 2024 6:13 Wib
OJK terus koordinasi perbankan amankan aset akibat erupsi Gunung Ruang
Kamis, 25 April 2024 6:12 Wib