New York, (Antara/Reuters/Xinhua) - Harga minyak turun pada akhir perdagangan Senin (Selasa pagi WIB), karena kekhawatiran investor terhadap ketegangan di Timur Tengah berkurang, setelah sebelumnya terjadi serangan udara di Suriah akhir pekan lalu.
"Penurunan kekhawatiran atas Suriah adalah berita utama yang menurunkannya," kata Phil Streible, ahli strategi pasar senior di RJO Futures di Chicago.
Karena serangan itu lebih bersifat operasi daripada yang diantisipasi dalam skenario yang lebih ekstrim, pasar telah mengabaikan faktor-faktor "bullish".
Amerika Serikat, Prancis dan Inggris meluncurkan 105 rudal pada Sabtu (14/4) dini hari, menargetkan apa yang mereka katakan adalah tiga fasilitas senjata kimia di Suriah sebagai pembalasan atas dugaan serangan gas beracun pada 7 April.
Harga minyak telah meningkat hampir 10 persen menjelang serangan, karena para investor mengumpulkan banyak aset-aset seperti emas atau surat utang pemerintah AS, yang dapat berlindung dari risiko-risiko geopolitik.
"Minyak memiliki punya segalanya yang mungkin meningkatkannya: dolar yang lemah, Suriah, potensi sanksi, ketidakpastian Gedung Putih, perdagangan Tiongkok," katanya.
Patokan AS, minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Mei, turun 1,17 dolar AS menjadi menetap di 66,22 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange.
Sementara itu, minyak mentah Brent untuk pengiriman Juni berkurang 1,16 dolar AS, menjadi ditutup pada 71,42 dolar AS per barel di London ICE Futures Exchange.
"Sejauh menyangkut perkembangan di Suriah, pasar telah memiliki rasa lega dalam arti bahwa tidak ada eskalasi, baik secara diplomatis, atau di lapangan, menyusul intervensi oleh AS, Prancis dan Inggris," kata Kepala Strategi Pasar Komoditas Global BNP Paribas, Harry Tchilinguirian.
"Sebagai aset-alokator makro, jika Anda ingin melakukan lindung nilai portofolio Anda terhadap risiko-risiko geopolitik, kandidat utama Anda adalah minyak, terutama jika risiko itu di Timur Tengah."
Meskipun Suriah sendiri bukan produsen minyak yang signifikan, Timur Tengah yang lebih luas adalah eksportir minyak mentah dunia yang paling penting, dan ketegangan di kawasan ini cenderung menempatkan pasar minyak dalam kecemasan.
"Investor terus khawatir tentang dampak dari konflik yang lebih luas di Timur Tengah," kata bank ANZ.
(UU.A026/B/A. Suhendar/A. Suhendar)
Berita Terkait
Kenang mendiang Carlo Saba, Kahitna rilis lagu "Sejauh Dua Dunia"
Senin, 22 April 2024 19:45 Wib
Jonatan Christie melesat ke tiga besar dunia BWF
Sabtu, 20 April 2024 18:40 Wib
Komika Babe Cabita meninggal, selebriti banyak beri ucapan duka
Selasa, 9 April 2024 11:56 Wib
Preview Indonesia vs Vietnam, mampukah Garuda akhiri catatan buruk di Hanoi
Selasa, 26 Maret 2024 14:06 Wib
Presiden Jokowi: Kemenangan timnas Indonesia modal untuk tandang ke Vietnam
Jumat, 22 Maret 2024 5:37 Wib
Indonesia tundukkan Vietnam 1-0 kualifikasi Piala Dunia 2026
Jumat, 22 Maret 2024 5:35 Wib
Kualifikasi PD 2026: Irak kalahkan Filipina 1-0
Jumat, 22 Maret 2024 5:34 Wib
Ikut sidang umum parlemen dunia di Swiss, Puan Maharani bawa isu perdamaian
Kamis, 21 Maret 2024 15:39 Wib