Tondano (AntaraSulut) - Selang setahun kepemimpinan Prof DR Julyeta Runtuwene sebagai Rektor dalam memimpin Universitas Negeri Manado (Unima), terjadi banyak perubahan. Mulai dari perbaikan institusi maupun memerangi pungutan liar yang sudah mendarah daging.
Buktinya, setahun berlalu banyak hal yang telah dilakukan rektor perempuan pertama Kampus Biru ini. Diantaranya, memperbaiki akreditasi institusi mulai dari program studi, jurusan hingga Unima secara umum, belum lagi raihan rangking 53 (tahun 2017) yang ditetapkan Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi dan menempatkan Unima masuk pada cluster dua perguruan tinggi negeri dari total 4.504 kampus se-Indonesia yang sebelumnya pada tahun 2015 Unima hanya masuk pada peringkat 452, kemudian satu program studi mendapat akreditasi A di tahun 2017. Selain itu, Runtuwene terus memperbaiki nama baik Unima yang belakangan terus menjadi sorotan.
Terbaru, Runtuwene bersama tim berhasil mengembangkan program Sistem Informasi Akademik Terintegrasi (SIMITA) Unima. Program ini menjawab semua keluhan mahasiswa, dosen maupun alumni yang terkendala mengenai pangkalan data Unima.
Peluncuran program SIMITA diadakan bersamaan dengan setahun kepemimpinan rektor yang jatuh pada Senin (4/9). Hadirnya SIMITA sendiri sekaligus memajukan Unima dalam persaingan antar kampus di Indonesia.
Rektor menjelaskan ketika memimpin Unima banyak hal yang disorot, baik secara nasional maupun daerah. Namun, dirinya menyayangkan karena yang begitu banyak disorot malah hal buruk yang ditonjolkan ketimbang positif.
"Unima ketika saya masuk dari kondisi awal, memang banyak hal yang harus dibenahi. Bagaimana mendukung perubahan Unima ke depan. Mulai dari statuta dan bahkan semua SOP yang paling dasar hampir tidak ada," ungkapnya.
Ia mengatakan dalam rangka memajukan/mewujudkan pengabdian dan penelitian berkualitas dan berdampak positif kepada masyarakat, maka perlu dibarengi dengan perubahan kualitas.
"Tantangan terbesar pertama saya adalah membangun tim yang kuat. Sehingga sepakat dengan slogan Unima TOP.
Satu komitmen yakni pertama harus jadi satu kesatuan yang utuh sebagai teamwork. Harus bersama-sama berjuang untuk kemajuan kampus, jangan terpecah-belah," katanya.
"Tidak kaya struktur tapi miskin fungsi. Performance harus dibarengi dengan peningkatan mutu serta ditunjang dengan akreditasi," sampainya.
Runtuwene mengatakan selaku pimpinan universitas tentu memiliki target jangka pendek dan panjang. Paling pertama adalah memperbaiki akreditasi kemudian mempersiapkan Unima ke Badan Layanan Umum (BLU).
"Sekarang Unima baru sebatas satuan kerja. ke depan akan kami upayakan menjadi BLU seperti kampus-kampus lainnya di Indonesia," jelasnya.
Dirinya menyampaikan ke depan Unima juga akan dibuatkan satu etalase komputerisasi dengan sistem interkoneksi yang bisa memantau aktivitas di semua ruangan kelas maupun tingkah laku para dosen dan pejabat kampus. Sehingga tidak ada satupun oknum yang dengan sengaja melakukan pelanggaran.
"Kita akan siapkan satu lokasi yang memiliki aplikasi untuk memantau semua gerak-gerik atau aktivitas mahasiswa, dosen maupun pegawai, agar bisa dikontrol dari jarak jauh. Misi saya adalah menjadikan Unima top dan smart campus, mudah-mudahan program SIMITA ini menjadi titik awal perubahan kampus Unima," tandasnya.
Berita Terkait
Instruktur: Beresiko pemberian SIM anak di bawah 17 tahun
Jumat, 26 April 2024 19:20 Wib
Pemkot Tomohon Peringati Hari Otonomi Daerah ke- 28 tahun 2024
Jumat, 26 April 2024 8:44 Wib
Pendiri Mustika Ratu Mooryati Soedibyo meninggal pada usia 96 tahun
Rabu, 24 April 2024 7:21 Wib
Pemkot Tomohon mulai seleksi Calon Paskribaka tahun 2024
Selasa, 23 April 2024 8:40 Wib
Syarat urus SIM di bawah 17 tahun, ada uji materi di MK
Sabtu, 20 April 2024 18:44 Wib
Tonny Wenas sebut sudah 57 tahun Freeport berkarya bangun negeri
Kamis, 11 April 2024 9:30 Wib
Wali Kota Caroll Senduk sampaikan program unggulan tahun 2024
Minggu, 31 Maret 2024 19:38 Wib
Polisi: Motif pengasuh aniaya balita 3 tahun karena rasa kesal
Sabtu, 30 Maret 2024 18:03 Wib