Jakarta (ANTARA) - Pemerintah Ukraina membantah adanya perlakuan diskriminatif terhadap para pelajar asing yang sedang berupaya meninggalkan Ukraina di tengah serangan Rusia.
Bantahan tersebut disampaikan Kementerian Luar Negeri Ukraina melalui pernyataan tertulis yang dikeluarkan Kedutaan Besar Ukraina di Jakarta pada Minggu malam (6/3).
"Diskriminasi dalam bentuk apa pun, baik diskriminasi berdasarkan ras, warna kulit atau kebangsaan, tidak pernah ditoleransi di Ukraina, negara yang telah menjadi tujuan utama bagi mahasiswa asing dari segenap penjuru dunia selama beberapa dekade ini," kata Kemlu Ukraina.
Pemerintah Ukraina menanggapi serius semua akun yang menuduh adanya tindakan diskriminasi, termasuk kepada warga negara asing yang ingin melintasi perbatasan negara.
"Kami terus memprioritaskan untuk membantu warga negara asing keluar dari Ukraina dengan aman dan secepat mungkin," tulis pernyataan itu mengutip Kemlu Ukraina.
Selama seminggu terakhir, pemerintah Ukraina telah membantu lebih dari 130.000 orang asing untuk keluar dari Ukraina, termasuk 10.000 pelajar dari India, 2.500 dari China, 1.700 dari Turkmenistan, dan 200 dari Uzbekistan.
Pemerintah Ukraina juga mengimbau agar perwakilan diplomatik dari setiap negara lebih proaktif dalam bekerja sama dengan pemerintah Ukraina untuk mengevakuasi warga negara mereka dari zona konflik dan tetap menjaga komunikasi dengan Kemlu Ukraina.
"Angkatan bersenjata Rusia telah melanggar perjanjian gencatan senjata dengan terus menembaki kota-kota Ukraina. Sebagai dampak, kami tidak dapat mengevakuasi warga asing dari Ukraina dengan aman. Agresi militer Rusia juga menghancurkan pemukiman warga serta menyulitkan proses evakuasi bagi warga negara asing," kata Kemlu Ukraina.
Untuk itu, pemerintah Ukraina mendesak semua pemerintah negara asing untuk menuntut Presiden Rusia Vladimir Putin agar segera menghentikan serangan terhadap Ukraina.
Namun, Kemlu Ukraina menyampaikan bahwa pemerintah Ukraina tetap membuka semua pos pemeriksaan di perbatasan barat selama 24 jam setiap harinya meskipun dalam kondisi yang sangat sulit.
"Prosedur check-in telah disederhanakan sebisa mungkin dan daftar dokumen yang diperlukan juga telah dikurangi," kata kementerian itu.
Pemerintah Ukraina juga mengimbau warga asing dari negara mana pun yang akan melintasi perbatasan untuk mematuhi hukum, menjaga ketertiban, dan bertindak dengan penuh tanggung jawab di tengah situasi yang menantang di Ukraina.
"Bagi yang akan melintas, diimbau untuk menyiapkan dokumen dan mengaturnya dengan sebaik mungkin. Selain itu, kami juga mengimbau setiap warga untuk saling menghormati dan pengertian kepada semua orang yang ada di perbatasan, mengingat situasi saat ini sangat berbahaya," kata Kemlu Ukraina.
Berita Terkait
Jika nuklir AS muncul di Polandia, Rusia siap ambil langkah
Selasa, 23 April 2024 7:34 Wib
Kembangkan energi nuklir, Rusia berbagi pengalaman ke Indonesia
Rabu, 27 Maret 2024 7:02 Wib
DPR RI kutuk aksi serangan teroris di Moskow, Rusia
Senin, 25 Maret 2024 7:17 Wib
133 orang tewas akibat serangan teroris di gedung konser Crocus Moskow
Minggu, 24 Maret 2024 6:43 Wib
Serangan teroris di Crocus City Moskow, Rusia tuding warga asing terlibat
Minggu, 24 Maret 2024 6:37 Wib
Hamas dan Fatah kunjungan ke Moskow, Putin enggan temui
Rabu, 28 Februari 2024 17:27 Wib
Presiden Rusia beri ucapan selamat ke Prabowo-Gibran
Sabtu, 17 Februari 2024 18:31 Wib
Presiden Rusia bertemu Menlu Korut untuk kerja sama militer
Rabu, 17 Januari 2024 15:50 Wib