Chicago (ANTARA) - Emas terjungkal tajam pada akhir perdagangan Jumat (Sabtu pagi WIB), menjadi bertengger di level terendah sejak Juni 2020 dan memperpanjang penurunan untuk hari keempat berturut-turut, karena kenaikan imbal hasil obligasi pemerintah AS serta dolar yang lebih kuat memukul daya tarik emas yang tidak memberikan imbal hasil.
Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman April di divisi COMEX New York Exchange, anjlok 46,60 dolar AS atau 2,62 persen menjadi ditutup pada 1.728,80 dolar AS per ounce, penyelesaian terendah sejak Juni 2020. Sehari sebelumnya, Kamis (25/2/2021), emas berjangka terpangkas 22,5 dolar AS atau 1,25 persen menjadi 1.775,4 dolar AS.
Emas berjangka juga merosot 8,0 dolar AS atau 0,44 persen menjadi 1.797,90 dolar AS pada Rabu (24/2/2021), setelah tergerus 2,5 dolar AS atau 0,14 persen menjadi 1.805,90 dolar AS pada Selasa (23/2/2021), dan melonjak 31 dolar AS atau 1,74 persen menjadi 1.808,40 dolar AS pada Senin (22/2/2021).
Emas berjangka terpuruk sekitar 6,6 persen pada Februari.
“Meningkatnya imbal hasil obligasi pemerintah AS 10-tahun, bersama dengan dolar AS yang bergerak lebih tinggi, dan kami mengalami kebangkitan selera risiko. Semua itu adalah resep yang sangat buruk untuk emas," kata Bart Melek, kepala strategi komoditas di TD Securities.
Imbal hasil obligasi pemerintah AS 10-tahun bertahan mendekati level tertinggi dalam lebih dari setahun, sementara indeks dolar juga melonjak.
Imbal hasil obligasi pemerintah AS telah meningkat lebih dari 50 basis poin sepanjang tahun ini, mengikis status emas sebagai lindung nilai inflasi, karena itu berarti peluang kerugian yang lebih tinggi untuk memegang emas yang tidak memberikan imbal hasil.
"Emas sekali lagi dalam masalah dan prospek jangka pendek tidak terlihat bagus," kata analis OANDA, Craig Erlam dalam sebuah catatan.
"Meningkatnya imbal hasil dan sekarang lompatan dolar menumpuk tekanan pada emas dan, kecuali pembalikan di pasar obligasi, sulit untuk membayangkan peruntungannya meningkat."
Emas juga berada di bawah tekanan tambahan ketika Departemen Perdagangan AS melaporkan pada Jumat (26/2/2021) bahwa pengeluaran konsumen AS meningkat 2,4 persen pada Januari, peningkatan paling tajam dalam tujuh bulan; dan pendapatan pribadi mereka melonjak 10 persen, keuntungan terbesar dalam sembilan bulan.
Logam lain juga terperangkap dalam aliran penurunan emas, perak untuk pengiriman Mei turun 1,245 dolar AS atau 4,5 persen menjadi ditutup pada 26,44 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman April merosot 46,2 dolar AS atau 3,75 persen menjadi menetap di 1.185,3 dolar AS per ounce.
Berita Terkait
Ditreskrimsus Polda Sulawesi Utara gagalkan pengiriman 10 kg emas
Rabu, 24 April 2024 22:49 Wib
Thiery Henry: Prancis harus raih emas sepak bola Olimpiade 2024
Jumat, 12 April 2024 17:10 Wib
Harga emas Antam kembali naik
Rabu, 27 Maret 2024 10:34 Wib
WHDI bangun wanita cerdas menuju generasi emas
Senin, 4 Maret 2024 23:06 Wib
Harga emas Antam hari ini sekitar Rp1.132.000/gram
Selasa, 27 Februari 2024 9:50 Wib
Kemendag sebut perlu transformasi SDM UMKM menuju Indonesia Emas 2045
Minggu, 11 Februari 2024 23:15 Wib
Jelang final Piala Asia: Qatar vs Yordania, kejar tinta emas
Sabtu, 10 Februari 2024 6:36 Wib
Harga emas Antam sekitar Rp1,142 juta/gram
Selasa, 30 Januari 2024 9:16 Wib