Singapura (ANTARA) - Dolar AS menahan kenaikan akhir pekan lalu di perdagangan Asia pada Senin pagi, karena melemahnya data ekonomi AS dan meningkatnya kasus virus corona membuat investor berhati-hati.
Terhadap sekeranjang mata uang, dolar melayang di sekitar tertinggi satu bulan di 90,887 yang dicapai pada awal perdagangan dan sentimen juga mendukung mata uang aman (safe-haven) yen terhadap mata uang utama lainnya.
Euro sedikit melemah menyentuh level terendah enam minggu di 1,2066 dolar dan dolar Australia yang sensitif terhadap risiko tergelincir 0,3 persen ke level terendah satu minggu di 0,7679 dolar.
Perdagangan berombak dan bergerak moderat menjelang serangkaian data ekonomi China, termasuk angka PDB yang akan dirilis pagi ini, dengan PDB kuartal keempat diperkirakan akan menunjukkan kenaikan lebih lanjut dalam pertumbuhan menjadi 6,1 persen tahun-ke-tahun.
Penawaran safe-haven telah menambah dukungan untuk dolar sejak Demokrat memenangkan kendali Kongres AS dua minggu lalu, yang memicu lonjakan imbal hasil obligasi AS ketika investor memperkirakan lebih sedikit belenggu pada pinjaman-dan-belanjakan pemerintah.
Indeks dolar melonjak sekitar 1,9 persen sejak itu dan euro, yang melonjak pada 2020, telah merosot lebih dari 2,0 persen ketika dolar melambung bertepatan dengan melonjaknya kasus virus dan krisis politik di Italia yang telah menimbulkan keraguan pada pemulihan kawasan itu.
Sterling pada Senin pagi berada di level terendah satu minggu di 1,3567 dolar dan yen stabil di 103,83 per dolar, meskipun naik ke level tertinggi tiga minggu di 125,29 per euro. Dolar Selandia Baru turun 0,1 persen ke level terendah tiga minggu di 0,7117 dolar.
"Optimisme sedang ditantang karena kenyataan dari beberapa bulan yang sulit ada di depan kami," tulis analis ANZ dalam sebuah catatan kepada klien. "Prospek konsumsi jangka pendek, pendorong utama pertumbuhan ekonomi, buruk."
Penjualan ritel AS turun untuk bulan ketiga berturut-turut pada Desember, data menunjukkan pada Jumat (15/1/2021), saat langkah-langkah baru untuk memperlambat penyebaran COVID-19 memicu hilangnya pekerjaan.
Jumlah kematian akibat virus corona di seluruh dunia melampaui dua juta pada Jumat (15/1/2021) dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah memperingatkan yang terburuk mungkin terjadi.
Kemudian, pada minggu ini, Presiden terpilih AS Joe Biden akan dilantik di Washington yang dijaga ketat dari risiko lebih banyak kekerasan massa, dengan investor juga mulai meragukan seberapa besar rencana stimulusnya dapat berhasil melewati Kongres.
Pilihan Biden untuk Menteri Keuangan, Janet Yellen, diperkirakan mengesampingkan pencarian dolar yang lebih lemah ketika bersaksi di Capital Hill pada Selasa (19/1/2021), Wall Street Journal melaporkan.
Berita Terkait
Kurs rupiah kembali tergelincir menjadi Rp16.252/dolar AS
Rabu, 17 April 2024 9:28 Wib
Kurs rupiah turun 240 poin menjadi Rp16.088/dolar AS
Selasa, 16 April 2024 10:35 Wib
Mata uang rupiah kembali melemah jadi Rp15.962/dolar AS
Selasa, 2 April 2024 10:40 Wib
Kurs rupiah melemah menjadi Rp15.771/dolar AS
Selasa, 5 Maret 2024 16:11 Wib
Neraca perdagangan Sulut surplus 59,11 juta Dolar AS
Senin, 15 Januari 2024 19:51 Wib
Kurs rupiah melemah sampai Rp15.550 per dolar AS
Rabu, 10 Januari 2024 11:26 Wib
Kurs rupiah menguat atas dolar AS
Rabu, 6 Desember 2023 9:43 Wib
Mata rupiah berpotensi menguat terhadap dolar AS
Rabu, 29 November 2023 10:59 Wib