Manado (ANTARA) - Kepala Direktorat Jenderal Perbendaharaan (DJPB) Sulawesi Utara (Sulut) Hari Utomo mengatakan perpajakan menjadi sumber utama pendapatan negara dalam anggaran pendapatan belanja negara (APBN) di provinsi itu.
"Tercatat realisasi penerimaan pajak di Sulut sampai dengan akhir tahun anggaran 2024 adalah sebesar Rp4,08 triliun atau telah terealisasi sebesar 100,34 persen dari target penerimaan perpajakan tahun 2024," kata Utomo, di Manado, Jumat.
Dia mengatakan selain dari penerimaan pajak, salah satu sumber pendapatan negara adalah dari pendapatan bea dan cukai dimana realisasi sampai dengan akhir Oktober 2024, pendapatan bea dan cukai telah terealisasi sebesar Rp103,14 miliar.
Sampai dengan akhir Desember 2024 penerimaan Cukai terealisasikan sebesar Rp45,47 miliar, Bea Masuk sebesar Rp27,59 miliar, dan realisasi penerimaan Bea Keluar sebesar Rp30,08 miliar.
Selain dari Perpajakan dan Bea Cukai, Pendapatan APBN lainnya adalah Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP).
Capaian PNBP hingga 31 Desember 2024 adalah sebesar Rp1,512 triliun atau 105,55 persen dari target. Realisasi PNBP terkontraksi 1,54 persen secara year on year dari periode yang sama tahun 2023.
Dari sisi Belanja APBN, telah terealisasi sebesar 95,69 persen dari alokasi/pagu, atau tumbuh 3,11 persen dengan nilai realisasi sebesar Rp23,491 triliun.
Dana transfer ke daerah (TKD), belanja pegawai dan belanja barang menjadi komponen belanja terbesar yang ada.
Secara serapan belanja, belanja pegawai terealisasikan 99,23 persen dari total pagu. Sedangkan untuk realisasi Belanja Barang terealisasikan 87,67 persen.
Sampai dengan akhir tahun anggaran 2024, berdasarkan pelaksanaan APBN di Sulut tercatat defisit sebesar Rp17,89 triliun.
Transfer ke daerah sampai dengan akhir Desember 2024 telah disalurkan Rp13,462 triliun atau 98,04 persen dari pagu.
Dari angka tersebut, DAU menempati porsi terbesar realisasi TKD di wilayah Sulawesi Utara dengan nilai realisasi Rp8,797 triliun dan disusul DAK Non Fisik dengan realisasi Rp1,632 triliun.