Manado (ANTARA) - Kepala Direktorat Jenderal Perbendaharaan (DJPB) Sulawesi Utara (Sulut) Hari Utomo mengatakan kinerja APBN di tahun 2024 mampu mendorong ekonomi Sulut tumbuh positif.
"Pertumbuhan ekonomi global masih dibayangi risiko dan ketidakpastian, antara lain disebabkan oleh dinamika kebijakan beberapa negara seperti Tiongkok yang berupaya mendongkrak kondisi perekonomian melalui paket-paket stimulus moneter maupun fiskalnya," kata Hari, di Manado, Jumat.
Dia mengatakan dinamika krisis politik di Perancis, Kebijakan presiden AS Donald Trump yang berpotensi membawa dampak, khususnya kepada emerging markets (EMs) berupa menguatnya USD maupun peningkatan capital outflow ke negara-negara berkembang.
Di tengah tingginya ketidakpastian global, katanya, perekonomian Indonesia tetap menunjukkan kinerja stabil yang ditunjukkan oleh beberapa indikator ekonomi makro yang terjaga.
Kondisi perekonomian di Sulut secara umum juga menunjukkan penguatan seiring dengan peranan fiskal sebagai shock absorber atau menahan guncangan, dan tetap kuatnya aktivitas perekonomian dan masyarakat.
Hal ini ditunjukkan dari beberapa indikator, pertama, untuk pertumbuhan ekonomi di Sulut tumbuh 5,21 persen pada triwulan III TA 2024. Untuk tingkat inflasi, tahun 2024 ditutup dengan Sulawesi Utara mencatatkan tingkat inflasi yang terkendali pada level 0,44 persen yoy.
Selanjutnya, Nilai Tukar Petani (NTP) di Sulawesi Utara pada bulan Desember 2024 naik 2,56 persen menjadi 119,50. Demikian pula atas Nilai Tukar Nelayan (NTN) yang tercatat mengalami peningkatan sebesar 1,23 persen dari 107,57 di bulan November 20204 ke 108,89 di bulan Desember 2024.
Dari sisi kinerja neraca perdagangan, Neraca Perdagangan (Ekspor Impor) di Sulawesi Utara pada Desember 2024 melanjutkan tren surplus dengan kinerja neraca perdagangan surplus 69,12 Juta Dolar AS.
Dibandingkan dengan akhir tahun 2023 yang lalu kinerja Ekspor Sulawesi Utara tumbuh positif 21,43 persen yoy dan kinerja impor pun mencatatkan kinerja yang sama dengan bertumbuh 36,11 persen yoy.