Jakarta (ANTARA) - Badan Pusat Statistik (BPS) melansir bahwa sejumlah mitra dagang Indonesia menunjukkan kinerja ekonomi yang tumbuh positif pada triwulan I 2022 di tengah revisi pertumbuhan ekonomi global oleh International Monetary Fund (IMF) menjadi 3,6 persen dari 4,4 persen.
"Pertumbuhan ekonomi global didasarkan oleh beberapa peristiwa yang terjadi. Tentu saja ini akan berdampak pada kegiatan ekspor dan impor Indonesia," ujar Kepala BPS Margo Yuwono saat menggelar konferensi pers di Jakarta, Selasa
Margo Yuwono memaparkan sebagai mitra dagang utama, ekonomi China tumbuh 4,8 persen. Adapun lockdown yang terjadi di Shanghai akibat pandemi COVID-19 akan berdampak pada kinerja perdagangan Indonesia ke China.
Kemudian, lanjut Margo Yuwono, Pemerintah Amerika Serikat yang menaikkan suku bunga bank sentralnya, Federal Reserve (The Fed), juga dinilai akan berdampak pada ekonomi secara global.
Baca juga: Jumlah angkatan kerja di Sulut masih didominasi lulusan SD
"Pemerintah Amerika kemarin menetapkan suku bunga The Fed dan itu berdampak pada ekonomi secara global, tentu saja ke depan akan berdampak pada ekspor impor Indonesia," ujar Margo Yuwono.
Sementara perekonomian India tumbuh mencapai 4,6 persen pada kuartal I 2022. Namun, India disebut sedang mengalami cuaca ekstrim, yang mengakibatkan melonjaknya permintaan pasokan listrik dan berkurangnya pasokan batu bara.
"Tentu saja ini berpengaruh kepada kinerja ekspor impor kita," ujar Margo Yuwono.
Ia menambahkan di dalam negeri juga terdapat beberapa catatan peristiwa pada April 2022, di mana pada April kemarin ada Ramadhan dan persiapan Idul Fitri.
Tentu saja, lanjut dia, itu mendorong konsumsi masyarakat secara menyeluruh dan juga berdampak pada peningkatan impor barang untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri.
Baca juga: Angkutan Udara dorong Manado alami inflasi 1,55 persen