Manado, (Antaranews Sulut) - Ketua TP-PKK Kota Bitung Khouni Lomban Rawung yang juga istri wali kota meminta perempuan di kota tersebut menyelamatkan Yaki di Provinsi Sulawesi Utara (Sulut).
"Kita harus selamatkan Yaki dari kepunahan," kata Khouni yang juga istri dari Wali Kota Bitung, Senin.
Dia mengatakan terkait pelestarian satwa langkah yang ada di Kota Bitung, Khouni sebagai Duta Yaki, sangat tidak setuju kalau orang mengatakan "Hanya Yaki", dimana konotasinya menyepelehkan keberadaan satwa langkah ini.
Khouni mengingatkan kepada perempuan-perempuan di Kota Bitung dan Sulut pada umumnya, keberadaan Yaki yang mau punah ini, sangatlah penting dalam keberlanjutan ekosistem alam di Sulut karena telah masuk dalam kondisi alam yang kritis.
"Karena peran Yaki sangat penting untuk keberlanjutan keseluruhan ekosistem hutan kita, dimana Yaki dijuluki sebagai hewan spesifik yang hanya ada di ujung Utara Pulau Sulawesi," jelasnya.
Yaki atau bahasa latinnya Macaca Nigra adalah satwa langka yang endemik atau hanya ada di Sulut, saat ini terancam punah.
Bahkan Yaki disebut sebagai satwa yang memiliki spesialisasi tanam pohon di hutan-hutan.
"Hutan Tangkoko, adalah base aman terakhir, untuk Yaki hidup dan berkembang secara alamiah. Karena Hutan Tangkoko adalah cagar alam, hutan yang dilindungi, hutan Konservasi, " ujar Rawung.
Dia berharap gerakan selamatkan Yaki dapat terus digaungkan semua elemen masyarakat Sulawesi Utara sehingga hewan yang hanya berproduksi setahun sekali ini dapat terus dinikmati generasi selanjutnya.
(T.KR-NCY/B/G004/G004) 06-08-2018 23:44:07
"Kita harus selamatkan Yaki dari kepunahan," kata Khouni yang juga istri dari Wali Kota Bitung, Senin.
Dia mengatakan terkait pelestarian satwa langkah yang ada di Kota Bitung, Khouni sebagai Duta Yaki, sangat tidak setuju kalau orang mengatakan "Hanya Yaki", dimana konotasinya menyepelehkan keberadaan satwa langkah ini.
Khouni mengingatkan kepada perempuan-perempuan di Kota Bitung dan Sulut pada umumnya, keberadaan Yaki yang mau punah ini, sangatlah penting dalam keberlanjutan ekosistem alam di Sulut karena telah masuk dalam kondisi alam yang kritis.
"Karena peran Yaki sangat penting untuk keberlanjutan keseluruhan ekosistem hutan kita, dimana Yaki dijuluki sebagai hewan spesifik yang hanya ada di ujung Utara Pulau Sulawesi," jelasnya.
Yaki atau bahasa latinnya Macaca Nigra adalah satwa langka yang endemik atau hanya ada di Sulut, saat ini terancam punah.
Bahkan Yaki disebut sebagai satwa yang memiliki spesialisasi tanam pohon di hutan-hutan.
"Hutan Tangkoko, adalah base aman terakhir, untuk Yaki hidup dan berkembang secara alamiah. Karena Hutan Tangkoko adalah cagar alam, hutan yang dilindungi, hutan Konservasi, " ujar Rawung.
Dia berharap gerakan selamatkan Yaki dapat terus digaungkan semua elemen masyarakat Sulawesi Utara sehingga hewan yang hanya berproduksi setahun sekali ini dapat terus dinikmati generasi selanjutnya.
(T.KR-NCY/B/G004/G004) 06-08-2018 23:44:07