Aviana Malangi, wanita berusia 40 tahun asal Tondano, Kabupaten Minahasa, Sulawesi Utara, memiliki pengalaman menarik sebagai peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), sebuah program yang dikelola oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan.
Program ini bertujuan memberikan akses kesehatan yang terjangkau bagi masyarakat, terutama mereka yang berasal dari golongan ekonomi menengah ke bawah.
Berkat bantuan dari pemerintah, Aviana, Rabu, di Tondano, mengaku berhasil terdaftar sebagai peserta JKN, sebuah langkah yang dianggapnya sangat membantu, mengingat sebelumnya ia sering kesulitan mendapatkan layanan kesehatan yang layak.
Salah satu aspek yang paling Aviana syukuri dari program ini adalah kemudahan dalam menggunakan BPJS Kesehatan untuk mengakses layanan kesehatan.
Pada awalnya, ketika pertama kali menggunakan layanan ini, ia merasa sistemnya sudah cukup baik. Namun, seiring berjalan waktu, BPJS Kesehatan terus melakukan inovasi, terutama dalam hal digitalisasi layanan.
Inovasi-inovasi ini memberikan kemudahan lebih besar bagi peserta, salah satunya melalui aplikasi mobile JKN yang diluncurkan beberapa tahun terakhir.
Di tahun ini, Aviana mengetahui tentang aplikasi mobile JKN dari informasi yang ia dapatkan melalui media sosial dan pengalaman orang-orang di sekitarnya.
Setelah mengetahui manfaat yang ditawarkan, ia memutuskan untuk mencoba aplikasi tersebut. Sejak saat itu, Aviana mulai menggunakan aplikasi mobile JKN secara rutin untuk berbagai keperluan terkait kesehatannya.
Aplikasi ini menyediakan berbagai fitur yang sangat memudahkan, mulai dari pendaftaran layanan kesehatan hingga pemantauan kondisi kesehatan pribadi.
Salah satu fitur yang paling menarik perhatian Aviana adalah fitur skrining kesehatan yang ada dalam aplikasi mobile JKN.
Melalui fitur ini, ia dapat melakukan skrining mandiri untuk mengetahui potensi penyakit yang mungkin timbul akibat gaya hidupnya.
Skrining kesehatan ini memungkinkan pengguna untuk menjawab serangkaian pertanyaan terkait kondisi kesehatan mereka, seperti kebiasaan makan, aktivitas fisik, dan riwayat kesehatan keluarga.
Berdasarkan jawaban yang diberikan, aplikasi akan memberikan rekomendasi terkait langkah-langkah yang bisa diambil untuk mencegah atau mengendalikan potensi risiko penyakit.
Bagi Aviana, skrining ini menjadi sangat bermanfaat dalam meningkatkan kesadaran terhadap pentingnya menjaga kesehatan pribadi.
Sebelum menggunakan fitur ini, ia mengaku belum sepenuhnya menyadari risiko kesehatan yang mungkin dihadapinya. Namun, setelah menjalani skrining, ia mulai lebih memperhatikan gaya hidupnya, terutama dalam hal menjaga pola makan dan berolahraga secara teratur.
Selain itu, hasil dari skrining ini juga memberinya wawasan lebih mendalam tentang penyakit-penyakit yang bisa dicegah dengan perubahan gaya hidup yang lebih sehat.
"Skrining riwayat kesehatan ini sangat bermanfaat bagi saya. Melalui proses tersebut, saya bisa mengetahui potensi risiko penyakit yang mungkin muncul akibat gaya hidup yang saya jalani," sebut Aviana.
Dengan hasil skrining ini, Aviana menjadi lebih sadar pentingnya menjaga kesehatan secara lebih serius.
Dirinya kini lebih berhati-hati dalam menjaga pola makan dan mulai menjalani gaya hidup yang lebih sehat. Kesadaran ini membuat dia lebih waspada agar bisa mencegah timbulnya penyakit di kemudian hari.
"Bagi saya, skrining kesehatan ini adalah langkah awal yang sangat penting untuk menjaga kesehatan secara berkelanjutan," ujar Aviana saat ditemui di klinik setempat.
Selain fitur skrining kesehatan, Aviana juga merasa sangat terbantu dengan fitur-fitur lain yang ditawarkan oleh aplikasi mobile JKN.
Salah satu fitur yang sering digunakan adalah fitur pindah fasilitas kesehatan. Fitur ini memberikan kemudahan bagi peserta BPJS Kesehatan untuk mengganti fasilitas kesehatan tingkat pertama (FKTP) sesuai dengan kebutuhan mereka.
Sebagai peserta JKN, setiap individu berhak memilih FKTP yang akan menjadi tempat perawatan pertamanya. Namun, dalam beberapa situasi, peserta mungkin ingin atau perlu mengganti FKTP yang dipilih sebelumnya, misalnya jika mereka pindah domisili atau jika fasilitas kesehatan yang baru lebih dekat dengan tempat tinggal.
Aviana merasa bahwa fitur ini sangat membantu, terutama ketika ia harus pindah tempat tinggal dan memerlukan layanan kesehatan di fasilitas yang lebih dekat dengan rumahnya.
Dengan adanya fitur pindah fasilitas kesehatan ini, ia tidak perlu lagi repot mendatangi kantor BPJS Kesehatan secara langsung untuk mengurus perpindahan tersebut.
"Cukup melalui aplikasi mobile JKN, ia bisa mengajukan permohonan pindah fasilitas kesehatan dengan mudah, cepat, dan tanpa hambatan," katanya menambahkan.
Selain fitur pindah fasilitas kesehatan, aplikasi mobile JKN juga menyediakan fitur-fitur lain yang tidak kalah penting, seperti pendaftaran layanan kesehatan secara online, informasi ketersediaan kamar di rumah sakit, serta pemantauan tagihan dan status kepesertaan.
Bagi Aviana, semua fitur ini sangat membantu dalam memastikan bahwa ia bisa mengakses layanan kesehatan secara lebih efisien.
Ia tidak lagi harus menghabiskan waktu berjam-jam di klinik atau rumah sakit hanya untuk mendaftar atau menunggu informasi.
"Dengan aplikasi ini, segala proses administratif bisa diselesaikan dengan cepat, sehingga waktu tunggu di fasilitas kesehatan pun bisa dikurangi," ujarnya.
Aviana merasa sangat terbantu dengan adanya program JKN dan BPJS Kesehatan ini. Baginya, program ini tidak hanya memberikan akses kesehatan yang lebih terjangkau, tetapi juga memberikan ketenangan pikiran karena ia tahu bahwa ia dan keluarganya dilindungi oleh sistem kesehatan yang baik.
Aviana berharap agar program ini terus diperbaiki dan semakin banyak masyarakat yang bisa merasakan manfaatnya, terutama mereka yang belum memiliki akses kesehatan yang layak.
Ia juga mendorong agar lebih banyak orang yang memanfaatkan fitur-fitur dalam aplikasi mobile JKN, karena fitur-fitur tersebut dirancang untuk mempermudah peserta dalam mendapatkan pelayanan kesehatan yang lebih baik.