Manado (ANTARA) - Pakar dan praktisi industri mutrisi Sulawesi Utara (Sulut) Dr Ray Wagiu Basrowi mengatakan minum susu akan mencegah penyakit anemia dan stunting.
"Karenanya, saya mengharapkan sejak anak-anak biasakan minim susu karena bisa membantu tumbuh kembang anak agar lebih sehat," kata Ray, di Manado, Kamis.
Ray mengatakan konsumsi susu dapat membantu mencegah dan mengatasi permasalahan malnutrisi kronik pada anak Indonesia terutama stunting dan anemia yang angka kejadian nya masih sangat tinggi.
Dia mengatakan peran susu sebagai sumber protein hewani sangat penting untuk memastikan kecukupan nutrisi penting bagi anak usia pertumbuhan yang rawan mengalami defisiensi atau kekurangan zat gizi penting yang bisa mengakibatkan masalah Kesehatan seperti sunting dan anemia.
"Sebagai sumber protein hewani, susu merupakan media yang baik untuk memenuhi zat gizi penting karena bioavailabilitasnya baik, artinya zat gizi yang terkandung di susu dapat diserap dengan optimal," kata Ray yang juga sebagai Medical Science Director PT Danone Indonesia.
Termasuk, katanya, zat besi yang penting untuk mencegah anemia pada anak. Begitupun protein hewani pada susu secara klinis merupakan zat gizi penting untuk membantu pertumbuhan anak sehingga bisa terhindar dari stunting," ujar Dr Ray yang sering memberi edukasi kesehatan lewat akun Instagram @ray.w.basrowi.
Presiden Perhimpunan Nutrisi Indonesia dan pakar gizi klinik Nutri Health Indonesia Dr Luciana Sutanto mengatakan susu sebagai sumber protein memang baik untuk memenuhi asupan nutrisi secara keseluruhan, mengingat umumnya sumber nutrisi pada susu meskipun telah diolah tetap bisa dipertahankan sehingga zat gizi kunci yang dibutuhkan tubuh tetap bisa disuplai oleh susu," ujar Dr Luci yang juga aktif sebagai pengajar kedokteran Ukrida.
Dr Ray dan Dr Lucy sepakat bahwa memang saat ini persepsi masyarakat terhadap manfaat susu masih belum optimal. Keduanya menegaskan bahwa Ketika bayi berusia di bawah satu tahun, terutama enam bulan pertama, ASI memang menjadi satu-satunya sumber nutrisi bagi bayi dan tidak bisa diganggu gugat.
Namun setelah memasuki usia pertumbuhan di atas satu tahun, sumber makanan anak memang harus bervariasi, di sinilah peran susu terutama susu pertumbuhan menjadi penting untuk memastikan dan mengisi celah kekurangan zat gizi penting yang tidak secara maksimal diperoleh dari makanan padat.
Begitupun dengan usia dewasa dan usia lansia, peran susu untuk memastikan kebutuhan dan kecukupan nutrisi juga tetap berperan. Dr Lucy menjelaskan bahwa dengan asupan susu dua gelas sehari di luar makanan rutin, orang dewasa juga sudah cukup memastikan pemenuhan kebutuhan gizinya.
Terkait beberapa isu miring terhadap pengolahan produk susu di pasaran, katanya, sebagai praktisi industri nutrisi menegaskan justru dengan perkembangan teknologi pangan yang semakin maju, peran industri sangat penting mengembangkan produk susu yang tidak hanya aman tetapi juga memberi manfaat Kesehatan yang optimal.
“Masyarakat memang tetap perlu kritis terhadap kualitas produk, termasuk susu, tetapi perlu juga mengerti bahwa proses teknologi pangan sudah memastikan bahwa produk susu yang dipasarkan memiliki tingkat keamanan yang baik dan memberi manfaat Kesehatan umum dan spesifik. Semisal, ada susu pertumbuhan yang memberi manfaat Kesehatan pencernaan atau perkembangan otak karena ada fortifikasi zat gizi tertentu. Contohnya untuk mencegah anemia, ada susu pertumbuhan yang tinggi zat besi," jelasnya
Begitupun untuk asupan susu pada populasi dewasa dan lansia, Dr Lucy menjelaskan nutrisi kunci pada produk dairy diproses dengan tetap menghasilkan produk yang mudah dan praktis digunakan.
Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2020 menunjukkan jumlah rata-rata konsumsi susu di Indonesia sebesar 16.27 kg/kapita/tahun, masih jauh lebih sedikit di bawah rata-rata konsumsi susu dari negara tetangga seperti Malaysia 26.20 kg/kapita/tahun, Myanmar 26.7 kg/kapita/tahun, dan Thailand 22.2 kg/kapita/tahun. Rendahnya tingkat konsumsi susu per kapita di Indonesia diakibatkan oleh rendahnya populasi sapi perah di Indonesia.
Dalam perayaan Hari Susu Sedunia 2022 bersama Nutri Health Indonesia dan Perhimpunan Nutrisi Indonesia, dua pakar dan praktisi nutrisi, Dr Ray Wagiu Basrowi MKK dan Dr Lucyana Sutanto, mengungkapkan susu merupakan sumber nutrisi yang sangat baik dan sudah terbukti dapat menjadi agen solusi untuk masalah gizi kronik, termasuk kasus anemia dan stunting.
Berita Terkait
Peneliti HCC Dr Ray Wagiu Basrowi: Yakinkan Pengusaha, Kebijakan Cuti 6-bulan UU-KIA Mutlak Diperkuat Kajian Health Economic
Sabtu, 24 Desember 2022 19:09 Wib
Dr Ray Wagiu Basrowi: Asupan prebiotik dan probiotik bantu jaga imunitas anak
Jumat, 16 September 2022 9:16 Wib
Ray Wagiu Basrowi dan Asti Widihastuti, dua dokter sukses di bidang non-klinis.
Selasa, 24 Mei 2022 20:20 Wib
Dr Ray Wagiu: Ibu hamil-menyusui boleh puasa, gizi kunci
Sabtu, 2 April 2022 18:15 Wib
Basrowi: Perilaku pencegahan COVID-19 orang belum divaksin jelek
Senin, 15 November 2021 18:03 Wib
Hasil Penelitian Dr. Ray Wagiu Basrowi dari HCC: Pembelian Makanan Secara Online Selama Pandemi Sebagai Coping Stress
Kamis, 21 Oktober 2021 11:48 Wib
Dr Ray Wagiu Basrowi: Lima hak kesehatan anak masih belum terpenuhi
Kamis, 29 Juli 2021 23:18 Wib
Praktisi: Milenial berperan bantu atasi stunting di Indonesia
Kamis, 24 Juni 2021 23:45 Wib