Manado (ANTARA) - Kasiyani sempat khawatir terhadap tumbuh kembang buah hatinya. Namun terbantu setelah menerima dan merasakan manfaat bantuan program penanganan stunting dari Alfamidi.

Sebelumnya, kader posyandu memberitahu tinggi dan berat badan anaknya belum optimal sehingga masuk kategori penerima program tersebut.

“Awalnya saya pikir tumbuh kembang anak saya sehat bagus, cuma seiring berjalan waktu pertumbuhannya agak lambat. Saat pemeriksaan posyandu, dia masuk di kategori stunting saya kaget,” katanya. 

Ia bersyukur bantuan penanganan stunting yang diterima putrinya membuat tumbuh kembang anak keduanya ini terus meningkat. 

Wanita asal Kelurahan Maliaro, Kecamatan Ternate Tengah, Kota Ternate, Provinsi Maluku Utara ini mengapresiasi dan berterima kasih, anaknya dinyatakan lulus program penanganan stunting dari Alfamidi. 

Dari program ini, Kasiyani mendapat bantuan 60 butir telur dan susu setiap bulannya selama 6 bulan. Satu butir telur mengandung sekitar 6 gram protein memiliki sejumlah vitamin A, B, D, K, kolin, selenium, yodium, fosfor, besi dan seng. Sumber asam amino, kolin dan omega-3 di dalam telur mampu mendukung pertumbuhan dan perkembangan saraf serta jaringan otak anak.

Dalam pelaksanaan program, ia dan sejumlah orang tua lainnya juga didampingi petugas kesehatan dan dinas Keluarga Berencana setempat. Pendampingan ini untuk memastikan tumbuh kembang anak berjalan baik. 

“Setelah dapat bantuan dan masuk dalam program ini, Alhamdulillah makannya enak dan perkembangannya bagus,” ungkapnya. 

Kini, Aisyah yang telah berusia 3 tahun ini tumbuh semakin lincah, tinggi badan dan berat badannya pun naik. 

“Saya berterima kasih dengan bantuan ini sebagai masyarakat dapat perhatian dari pemerintah dan Alfamidi,” imbuhnya. 

Kepala Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Maluku Utara, Nuryamin berharap, bantuan ini dapat menarik CSR lain di setiap perusahaan dalam mendukung penurunan stunting di Indonesia agar generasi emas 2045 dapat terwujud. 

“Harapan nantinya, generasi emas 2045 bisa diwujudkan secara nyata, sehingga anak cucu kita bisa bersaing dengan negara lain,” ucap Nuryamin. 

Stunting terjadi saat anak kekurangan zat gizi mikro seperti vitamin A, zat besi, folat dan seng. Defisiensi mikronutrien tersebut dapat memengaruhi perkembangan fisik dan kognitif anak serta meningkatkan infeksi. 

Sebagai perusahaan ritel modern di Indonesia, Alfamidi menggandeng dinas terkait di sejumlah daerah dalam hal pendataan. 

Program CSR penanganan stunting Alfamidi berjalan sejak tahun 2023 dan sudah membantu meningkatkan kesehatan dan tumbuh kembang puluhan anak. Di tahun 2024, sebanyak 290 anak dari sejumlah wilayah di Indonesia juga mendapat bantuan serupa.

Pewarta : Nancy Lynda Tigauw
Editor : Hence Paat
Copyright © ANTARA 2024