Manado, (AntaraSulut) - Pemilihan Umum (pemilu) tahun 2014 tidak mempengaruhi transaksi valuta asing (valas) di PT Bank Negara Indonesia (BNI).

Pemimpin Divisi Tresuri BNI Bimo Notowidigdo mengatakan tahun 2014 yang merupakan tahun politik dengan pelaksanaan Pemilu dan pergantian pemimpin negara tidak akan mempengaruhi transaksi valas di Indonesia terlebih khusus di BNI.

"Selama 10 tahun terakhir pelaksanaan pemilu tidak mempengaruhi transaksi valas bahkan mereka terus melakukan transaksi, yang tidak terpengaruh situasi politik," kata Bimo, di Manado.

Bahkan, kata Bimo neraca perdagangan kita, apalagi Sulut yang terus meningkat, diikuti pula dengan transaksi valas yang terus tumbuh.

"Investasi di sektor keuangan termasuk valuta asing (valas) pada 2014 tampaknya akan kembali bergairah seiring dengan pertumbuhan ekonomi di tahun politik ini yang diperkirakan akan membaik.

"Kondisi makro ekonomi Indonesi yang diikuti dengan suasana politik dan keamanan penyelenggaraan Pemilihan Umum 2014 itu pada gilirannya akan mempengaruhi sejumlah investor dalam menanamkan modalnya di daerah kita," kata Bimo.

Salah satu pilihan investasi sektor keuangan pada tahun politik bagi investor dengan profil risiko agresif, yaitu mampu menanggung kerugian sekaligus keuntungan besar dalam waktu singkat, adalah perdagangan valas atau foreign exchange (forex).

"Situasi keamanan dalam negeri dan kebijakan politik Pemerintah Indonesia memang mempengaruhi minat investor perdagangan valas untuk bertransaksi," katanya.

Ia mengatakan pasar valas di Indonesia dalam dua bulan pertama 2014 menunjukkan gairah.

Volume perdagangan valas BNI di Indonesia hingga kuartal pertama tahun 2014 mencapai 8 Miliar dolar Amerika Serikat.


Pewarta : Nancy Tigauw
Editor : Guido Merung
Copyright © ANTARA 2024