Manado (ANTARA) - Kepala Bidang Perdagangan Dalam Negeri Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Sulawesi Utara (Sulut) Leyla Karamoy mengatakan harga daging babi di sentra perdagangan Kota Manado dan sekitarnya masih terbilang mahal.
"Harus diakui pasokan daging babi dari Bali memang tidak mencukupi kebutuhan masyarakat Sulut," kata Leyla, di Manado, Selasa.
Leyla menjelaskan apalagi di Kabupaten Minahasa, Kota Tomohon, Kota Manado dan daerah lain yang dominan beragama Kristen, harga masih cukup tinggi sejak awal Desember hingga awal tahun 2025 ini.
Pihaknya telah melakukan koordinasi dengan instansi terkait, serta turun ke sentra perdagangan pasar tradisional maupun modern, untuk memastikan harga daging babi.
"Sampai saat ini harga daging babi masih berada di kisaran Rp140 ribu per kilogram," kata Leyla.
Dia menjelaskan saat ini peternak babi berkurang dikarenakan tingginya harga bibit ternak babi berdasarkan data dari Distanak Sulut.
Hal ini yang menjadi penyebab kurangnya minat peternak babi untuk memulau kembali usaha tersebut, juga masih khawatir jika sewaktu-waktu ada virus ASF yang mengancam.
Sebelumnya, Gubernur Olly Dondokambey mendatangkan ternak babi dari Bali agar dapat menjaga pasokan serta ketersediaan dan menstabilkan harga.