Manado (ANTARA) - Tingkat kesejahteraan nelayan di Provinsi Sulawesi Utara(Sulut) pada Mei 2022  membaik tercermin dari nilai tukar petani (NTP) nelayan mengalami peningkatan dibanding bulan sebelumnya.  

"Nilai tukar nelayan dan pembudidayaan ikan subsektor perikanan (NTNP) Mei  2022 naik 1,53 persen menjadi 107,90 dibandingkan  April tahun ini  yang masih di angka indeks 106,28," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sulut, Asim Saputra, di Manado, Selasa.

Untuk indeks yang diterima (it) mengalami perubahan positif, katanya, namun sebaliknya indeks yang dibayar (ib) mengalami perubahan negatif. 

"It naik 1,13 persen sementara Ib turun 0,39 persen. Kenaikan It bersumber dari indeks tangkap yang naik 1,11 persen dan indeks budidaya yang naik 1,40 persen," katanya. 

Sedangkan turunnya Ib disebabkan oleh penurunan indeks konsumsi rumah tangga sebesar 0,80 persen, sementara indeks biaya produksi dan penambahan barang modal (BPPBM) mengalami kenaikan 0,12 persen. NTUP juga mengalami kenaikan 1,01 persen dari 111,19 di bulan April menjadi 112,31 di bulan Mei.

Nilai tukar nelayan perikanan tangkap (NTN) tercatat naik 1,58 persen, pada  April masih 107,23 menjadi 108,93 di bulan Mei. Membaiknya nilai NTN disebabkan It yang naik 1,11 persen, sementara Ib mengalami penurunan 0,46 persen. 

Naiknya It berasal dari kenaikan indeks penangkapan di laut sebesar 1,20 persen, dan untuk indeks penangkapan di perairan umum cenderung stabil. Komoditas indeks penangkapan perairan laut yang mengalami kenaikan harga yakni Ikan tuna, Ikan cakalang, Ikan biji nangka, dan Ikan baronang. Sementara komoditas indeks penangkapan perairan tetap stabil. 

Penurunan Ib disebabkan oleh penurunan indeks konsumsi rumah tangga sebesar 0,80 persen, sementara indeks BPPBM hanya naik 0,02 persen. Untuk NTUP di subsektor ini naik 1,08 persen; sebelumnya masih 112,65 pada April dan Mei menjadi 113,88..

Nilai tukar pembudidayaan ikan atau NTPi di bulan Mei naik 0,98 persen dan menjadi 96,81 dibandingkan dengan bulan April yang masih 95,87. Naiknya NTPi disebabkan oleh It yang naik 1,40 persen, sementara Ib mengalami kenaikan lebih kecil 0,41 persen. Kenaikan It berasal dari kenaikan indeks budidaya air tawar sebesar 1,44 persen. Yang berasal dari kenaikan harga ikan nila tawar dan ikan mujair tawar. 

Sementara naiknya nilai Ib yang kecil disebabkan oleh oleh penurunan Indeks Konsumsi Rumah Tangga sebesar 0,88 persen, dan indeks BPPBM naik sebesar 1,13 persen. Naiknya NTPi diikuti pula oleh NTUP sebesar 0,26 persen dari 95,93 di bulan April menjadi 96,18 di bulan Mei.

NTP, katanya, adalah perbandingan antara indeks harga yang diterima petani (It) dengan indeks harga yang dibayar petani (Ib) dan dinyatakan dalam persentase. NTP merupakan salah satu indikator untuk melihat daya beli petani, dengan mengukur kemampuan tukar produk yang dihasilkan/dijual petani dibandingkan dengan produk yang dibutuhkan petani baik untuk proses produksi maupun untuk konsumsi rumah tangga petani.


 

Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul:

Pewarta : Nancy Lynda Tigauw
Editor : Guido Merung
Copyright © ANTARA 2024