Manado (ANTARA) - Akademisi Universitas Sam Ratulangi (Unsrat) Dr Joy Tulung mengatakan Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) perlu memperkuat sektor pariwisata dan investasi guna meningkatkan pertumbuhan ekonomi di daerah tersebut.
"Secara keseluruhan, pertumbuhan ekonomi Sulut tahun 2024 sebesar 5,03 persen masih tergolong baik, meskipun sedikit melambat," kata Joy, di Manado, Kamis.
Ia mengatakan untuk menjaga momentum ini, pemerintah daerah perlu mendorong diversifikasi ekonomi, meningkatkan investasi, serta memperkuat sektor industri dan pariwisata guna menciptakan pertumbuhan yang lebih berkelanjutan di masa depan.
Ia menjelaskan pertumbuhan ekonomi Sulut sebesar 5,03 persen pada tahun 2024 mencerminkan kondisi ekonomi daerah yang cukup stabil, meskipun sedikit mengalami perlambatan dibandingkan tahun sebelumnya.
Angka ini masih berada dalam kisaran yang positif, terutama jika dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi nasional yang berada di angka yang sama.
Beberapa faktor yang berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi Sulut tahun 2024 antara lain, sektor Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan.
Sebagai sektor dengan kontribusi terbesar terhadap PDRB Sulut, pertumbuhan di bidang ini cukup signifikan.
Didukung oleh ekspor komoditas utama seperti perikanan dan hasil perkebunan, sektor ini tetap menjadi tulang punggung ekonomi daerah.
Sektor Jasa dan Pemerintahan
Lapangan usaha seperti jasa lainnya, administrasi pemerintahan, dan pendidikan mengalami pertumbuhan cukup tinggi, yang menandakan peran sektor publik dan layanan masyarakat dalam mendorong ekonomi daerah.
Konsumsi rumah tangga dan konsumsi pemerintah juga menjadi faktor utama dalam pertumbuhan ekonomi.
Adanya agenda politik seperti Pilkada 2024 turut memberikan dampak pada perputaran ekonomi di daerah, terutama dalam sektor jasa dan perdagangan.
Meskipun pertumbuhan ekonomi tetap positif, ada beberapa tantangan yang harus diperhatikan, seperti inflasi, stabilitas harga bahan pokok.
Serta ketergantungan terhadap sektor primer yang rentan terhadap faktor eksternal seperti perubahan iklim dan harga komoditas global.
Selain itu, perlambatan sedikit dibanding tahun sebelumnya menandakan adanya potensi perlambatan ekonomi yang perlu diantisipasi.