Kabupaten Kepulauan Sangihe (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Kepulauan Sangihe, Sulawesi Utara (Sulut) melakukan intervensi pencegahan stunting melalui edukasi remaja sebelum menikah.
"Harus dipersiapkan mereka (remaja) sebelum mereka menikah, harus dibekali sehingga mereka siap, jangan sampai sebelum menikah sudah terlanjur (hamil)," kata Bupati Kepulauan Sangihe, dr Rinny Tamuntuan di Manado, Minggu.
Karena itu menurut dia, peran orang tua tidak bisa dipisahkan dalam proses mempersiapkan remaja-remaja tersebut sebelum menikah.
"Orang tua hendaknya memberikan waktu bagi anak-anak remajanya dalam memberikan pemahaman agar tidak masuk ke hal-hal yang tidak diinginkan, semisal hamil sebelum menikah," ujarnya.
Selain peran keluarga, pemerintah kabupaten juga melakukan intervensi melalui peran lembaga-lembaga keagamaan untuk sama-sama memberikan edukasi pencegahan stunting melalui persiapan anak remaja sebelum masuk ke jenjang pernikahan.
Penanganan pencegahan stunting menurut dia, tidak hanya pada ibu hamil atau balita, akan tetapi pada perencanaan kehamilan itu sendiri serta 1000 hari pertama kehidupan.
"Memang butuh kerja bersama, kerja keras untuk menurunkan angka stunting di Kabupaten Kepulauan Sangihe karena target secara nasional di tahun 2024 angka prevalensi di bawah 14 persen," ujarnya.
Dia menyebutkan, menurut pengukuran hasil survei status gizi balita untuk tahun 2021 angka prevalensi stunting di Kabupaten Kepulauan Sangihe berada di angka 22,77 persen.