Manado (ANTARA) - Personel Komisi II DPRD Manado, Franklin Sinjal, menggelar pertemuan tatap muka dan berdialog, menyerap aspirasi masyarakat di Ranotana Sario, Jumat malam pada masa reses pertama 2023.
"Reses itu adalah perintah undang-undang mulai dari nomor 17 tahun 2014 tentang MD3, Nomor 23 tahun 2014 tentang pemerintahan daerah, hingga PP nomor 16 tentang pedoman penyusunan DPRD dan tata tertibnya," kata Franklin Sinjal, di Manado, Jumat.
Sinjal mengatakan, selaku wakil rakyat dia wajib menemui para konstituennya, di daerah pemilihan, untuk melihat, mendengar dan memastikan kondisi masyarakat di situ, tanpa memandang bulu. Sebab saat ini adalah wakil rakyat bukan hanya dari partai saja.
Sinjal minta masyarakat di wilayah tersebut, memanfaatkan keberadaannya di legislatif agar aspirasi mereka bisa dikawal dan diperjuangkan sesuai dengan tujuan menjadi wakil rakyat.
"Saya juga mengajak orang-orang di sini untuk mencari cara bagaimana mendesain kota ini, sehingga tidak lagi banjir, sebab selama ini selalu menjadi langganan banjir meskipun sudah dibuat drainase besar," katanya.
Sementara itu, sejumlah aspirasi mengemuka dalam reses yang dihadiri banyak itu. Mulai Boy Kolanus warga Ranotana yang mengangkat tentang lokasi yang dulunya pusat kuliner itu, sekarang jadi berubah karena jalan sempit. Maka dia minta agar drainase ditutup atasnya agar bisa dijadikan jalan dan dapat menjadi area parkir.
Aspirasi lainnya adalah permintaan dari Amos Tumonggor, soal fooging yang minta agar dilakukan reguler, minimal beberapa bulan sekali, sehingga tidak akan menimbulkan korban.
Aspirasi yang mengemuka lainnya adalah tentang kenaikan PBB yang sudah berubah nama menjadi pajak bangunan dan gedung, yang sampai 50 persen. Warga minta diturunkan lagi, kalaupun mau dinaikkan harusnya secara perlahan
Selain itu, warga bernama Johny Weol, mengatakan, ada proyek kelurahan Ranotana lingkungan I, yaitu pembangunan jalan sepanjang 100 meter, tetapi kemudian yang ada hanya 70 meter. Serta ada aspirasi dari anggota PKK, yang mempertanyakan dana PKK karena paling banyak serap anggaran, namun semua kegiatan di bawah, para anggota yang harus mencari padahal tak boleh minta.
Sinjal langsung menanggapi semua yang disampaikan, dan menegaskan akan memperjuangkannya di parlemen. Bahkan ada yang dipertanyakan, apakah pembangunan jalan 100 meter yang tak sampai, sehingga curiga ada indikasi korupsi.
Usai mendengarkan penyampaian warga, Sinjal melayani seluruh yang ada, untuk menikmati makan malam bersama, diteruskan dengan foto bersama.