Jakarta (ANTARA) - Direktur Utama PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk Haru Koesmahargyo mengatakan, perolehan dana murah atau CASA perseroan mencapai Rp128,26 triliun pada triwulan I 2022, naik sebesar 13,85 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp112,66 triliun.
Pada triwulan I 2022, perolehan Dana Pihak Ketiga (DPK) emiten berkode saham BBTN itu mencapai Rp290,53 triliun.
"Kenaikan CASA yang cukup tinggi tersebut membuat porsi dana murah mengalami kenaikan menjadi 44,15 persen dari total DPK Bank BTN pada triwulan I 2022," ujar Haru.
Haru menyampaikan, kenaikan dana murah BTN berhasil menekan biaya dana atau cost of fund Bank BTN pada triwulan I 2022 menjadi 2,41 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar 3,69 persen.
Fokus Bank BTN dalam menggenjot perolehan dana murah dan memangkas dana mahal, telah membuat total deposito perseroan mengalami penurunan 10,96 persen menjadi Rp162,27 triliun pada triwulan I 2022 dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp182,25 triliun.
"Strategi ini membuat yang biasanya porsi dana mahal atau deposito selalu di atas 60 persen, pada triwulan I 2022 ini mengalami penurunan menjadi hanya 55,85 persen," kata Haru.
BTN sendiri mencetak laba bersih Rp774 miliar pada triwulan I 2022, tumbuh 23,89 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya Rp625 miliar.
Laba tersebut ditopang penyaluran kredit yang mencapai Rp277,13 triliun, meningkat 6,04 persen dari posisi yang sama tahun lalu senilai Rp261,34 triliun.
Haru menegaskan, Bank BTN terus mendukung program sejuta rumah yang dicanangkan pemerintah. Salah satunya dengan menggenjot pembiayaan perumahan untuk kalangan milenial.
Pada triwulan I 2022, dari total pencairan kredit perumahan yang mencapai Rp8,4 triliun, sebesar 90 persen atau sekitar Rp7,6 triliun mengalir ke kalangan milenial.
"Adapun sepanjang tahun 2019 hingga akhir 2021 Bank BTN telah menyalurkan KPR sebanyak 388.000 unit rumah kepada kalangan milenial," ujar Haru.
Haru menilai, tumbuhnya sektor properti termasuk pembiayaan perumahan juga tidak terlepas dari keberhasilan pemerintah yang sukses melakukan program vaksinasi nasional dan memberikan stimulus untuk mendorong pemulihan ekonomi.
Adapun, stimulus yang diberikan pemerintah seperti insentif PPN untuk sektor properti dan kebijakan dana PEN yang ditempatkan di perbankan nasional termasuk Bank BTN telah membuat permintaan pembiayaan rumah meningkat.
Kinerja positif Bank BTN saat ini juga menandakan keberhasilan transformasi yang dilakukan manajemen seperti sentralisasi proses kredit dan digitalisasi. Transformasi tersebut, menjadi mesin yang cukup kuat untuk memanfaatkan momentum pemulihan ekonomi sehingga mendorong pertumbuhan bisnis Bank BTN.
"Dengan transformasi yang dilakukan Bank BTN dan dukungan Pemerintah bersama stakeholder terkait bisnis pembiayaan perumahan, kami optimistis mampu berperan aktif dalam mendukung program Pembangunan Satu Juta Rumah serta memenuhi tugas utama menyediakan hunian terutama bagi MBR dan milenial," pungkas Haru.
Baca juga: BTN Bunaken dan Kelola bahas kajian akademik perlindungan dugong
Baca juga: BTN mencetak laba bersih Rp774 miliar pada kuartal I 2022