Manado, (Antara News) - Sinyo Harry Sarundajang melenggang menjadi Gubernur Sulawesi Utara (Sulut) periode 2010-2015, setelah Mahkamah Konstitusi (MK) menolak gugatan rival-rivalnya pada pesta demokrasi tersebut.
Sidang MK pada Kamis (2/9) memutuskan menolak seluruh gugatan pasangan calon Gubernur-Wakil Gubernur Vreeke Runtu-Marlina Moha Siahaan, Ramoy Markus Luntungan-Hamdi Paputungan, Elly Engelbert Lasut-Henny Wulur dengan demikian Sarundajang ditetapkan sebagai pemenang yang sah pada Pemilihan Umum Kepala Daerah (Pilkada) Sulawesi Utara
Setelah sidang MK, Sarundajang yang berpasangan dengan Djouhari Kansil dibanjiri ucapan selamat dari berbagai kalangan, termasuk Kepala Negara Presiden Susilo Bambang Yudhoyono melalui pesan singkat telepon seluler.
Sarundajang menyatakan putusan MK tersebut meneguhkan bahwa ia telah menang dengan fair. "Pilkada di Sulut telah berlangsung secara demokratis dan tetap mengacu pada ketentuan serta peraturan yang berlaku di negara ini," katanya.
Sarundajang, yang memeroleh suara terbanyak dalam Pilkada itu menyatakan terima kasih atas dukungan masyarakat Sulut dan telah memberikan kepercayaan lagi dirinya menjadi Gubernur daerah itu untuk lima tahun mendatang.
"Pilkada sudah usai dan marilah kita bersama-sama tetap berkomitmen membangun Sulut agar menjadi pintu gerbang Negara Kesatuan Republik Indonesia ke Asia Timur dan Pasifik," ajak Sarundajang yang kerap dipanggil SHS.
Wakil Ketua Nahdlatul Ulama (NU) Sulut, Midun Loho menyambut baik putusan MK itu dan tentu semua pihak harus menghormatinya. Gubernur terpilih harus didukung untuk melanjutkan program pembangunan.
"Putusan MK itu merupakan hadiah bagi rakyat Sulut pada tanggal 14 Juli 2010 akan merayakan hari ulang tahun ke-46 Provinsi Sulut," kata Midun Loho juga Wakil Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Sulut.
Midun mengatakan, warga Sulut harus bersyukur atas dikukuhkanya hasil Pilkada itu oleh MK, sebab rekam jejak SHS selama lima tahun terakhir (Gubernur periode 2005-2010) telah terbukti membawa kemajuan sangat pesat bagi daerah ini.
Menurut wartawan senior itu, dibawa kepempinan Sarundajang laju pertumbuhan ekonomi Sulut meningkat dari 4,9 persen (2005) menjadi 8,3 persen (2009), dengan inflasi yang terkendali di bawah dua digit.
Angka kemiskinan menurun dari 11,42 persen (2007) menjadi 9,97 persen (2009), demikian juga angka pengangguran menurun dari 14,8 persen (2005) menjadi sekitar 10,63 persen (2009).
"Begitu juga angka melek huruf meningkat dari 97,35 persen (2005) menjadi 99,60 persen (2009), maka persentase buta huruf di daerah tersebut tinggal tersisa 0,40 persen," kata Midun.
Index Pembangunan Manusia (IPM) Sulut mencapai peringkat dua nasional setelah DKI Jakarta yakni dari 71,7 pada tahun 2005 menjadi 75,16 tahun 2009, dan angka harapan hidup warga Sulut menjadi 74,4 tahun (2009).
Sukses lain Sarundajang adalah menyelenggarakan perhelatan kelas dunia World Ocean Conference (WOC), Coral Triangle Initiative (CTI) Summit dan kegiatan Sail Bunaken tahun 2009 di Sulut.
Rekam jejak Sarundajang itu menjadi modal sangat kuat bagi warga daerah ini untuk lebih maju lagi, sehingga kehidupan masyarakat Sulut dimasa mendatang akan semakin sejahtera.
Warga Sulut, Feibe Walangitan memberikan selamat kepada Sarundajang untuk melanjutkan kepemimpinnya hingga lima tahun mendatang dengan harapan semua potensi di daerah ini dimanfaatkan secara optimal bagi kesejahteraan rakyat.
Para kandidat pasangan calon Vreeke Runtu-Marlina Moha Siahaan, Ramoy Markus Luntungan-Hamdi Paputungan, Elly Engelbert Lasut-Henny Wulur, harus berbesar hati menerima putusan MK, katanya.
Sarundajang juga harus merangkul lawan-lawan politik semasa proses Pilkada untuk bersinergi membangun Sulut, terutama guna mewujudkan daerah ini sebagai pintu gerbang ke Asia dan Pasifik.
Masyarakat sekarang menunggu kinerja Sarundajang dalam mewujudkan 25 langkah menuju Sulut berbudaya, berdaya saing dan sejahtera sebagaimana selebaran pada saat kampanye Pilkada lalu.
Duapuluh lima langkah itu, antara lain mengembangkan infrastruktur transportasi yang strategis dan berdaya saing seperti peningkatan akses transportasi laut ke seluruh pusat kegiatan ekonomi di Asia Timur dan Pasifik.
Pengembangan jumlah rute penerbangan internasional bagi ke berbagai pusat perekonomian dunia ke dan dari Tokyo, Hongkong, Baijing, Seoul, Taipeh, Bangkok, Manila, Kuala Lumpur, Singapura, dan kota-kota lain di Eropa, Amerika, Australia.
Sejalan dengan itu mendorong peningkatan jumlah rute penerbangan regional seperti ke Sorong, Biak, Timika, Balikpapan, Jayapura, Ambon, Ternate, Tobelo, Gorontalo, Tahuna, Talud, Palu, Luwuk, Balikpapan, Filipina (Davao, General Santos dan Cebu).
Mendorong perkembangan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) berlokasi di Bitung yang didukung Kota Manado, Tomohon, Likupang, Amurang, Belang, Bolaang Mongondow, Talaud, Sangihe dan Sitaro.
Menargetkan pencapaian APBD Provinsi Sulut Rp2,5 triliun paling lambat pada akhir periode 2010-2015. Saat ini APBD sebesar Rp1,028 triliun dan pencapaian Pendapatan Asli Daerah (PAD) diatas satu triliun rupiah.
Walangitan mengatakan opimis keberhasilan akan dicapai Sarundajang di era kepemimpinan untuk kedua kali menjadi Gubernur Sulut, sehingga 25 langkah itu bukan hanya sekedar mimpi tetapi menjadi nyata.
Sesuai tahapan pelaksanaan Pilkada Sulut oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) Provinsi Sulut bahwa pelantikan Gubernur dan Wakil Gubernur terpilih direncanakan tanggal 14 September 2010.
* Ketua PWI Sulawesi Utara