Manado (ANTARA) - Lebih dari 100 pedagang dari pasar tradisional Bahu, Rabu, berdemo di DPRD Manado, menolak relokasi ke lokasi pasar baru, di Malalayang.
"Kami merasa keberatan karena penertiban merugikan kamj, sebab tidak disosialisasi dengan baik kepada pedagang," kata perwakilan masyarakat, Hence Suwu, di ruang rapat paripurna DPRD Manado.
Suasana demo di Dekot Manado. (Jo) (1)
Hence mengatakan, para pedagang yang tergabung dalam komunikasi pedagang pasar, datang menolak karena sebelumnya, wali kota Manado Vicky Lumentut, dalam pertemuan pada 19 Agustus dihadiri jajarannya, sudah menegaskan tidak akan ada penggusuran di pasar Bahu.
Dia mewakili pedagang menolak pindah ke pasar Malalayang, karena fasilitasnya belum lengkap seperti air yang belum ada, serta sudah ada oknum oknum tertentu yang sudah mengkapling lokasi di pasar.
"Pokoknya kami menolak dipindahkan soalnya di situ belum ada akses untuk kendaraan umum, dan di tengah hutan, siapa yang mau belanja, ada juga ini yang sudah seharian berjualan hanya dapat Rp18 ribu, bagaimana bisa hidup kami ini,?" Katanya.
Suasana demo di Dekot Manado. (Jo) (1)
Legislator Dapil Wenang-Wanea, Hengky Kawalo, SE, yang memimpin para wakil rakyat menerima pendemo, mengatakan fraksi PDIP menegaskan menolak relokasi pedagang jika terburu-buru, apalagi pasar di Malalayang itu, belum lengkap fasilitasnya.
"Kami FPDIP menolak, jika dilakukan terburu-buru, karena memang akan merugikan pedagang, akses jalan, air serta kapling-kapling pedagang, menyebabkan mereka menolak, jadi kami tetap berjuang untuk kepentingan masyarakat," katanya.
Penolakan juga disampaikan oleh fraksi PAN yang disampaikan Bobby Daud dan Wahid Ibrahim, karena menganggap itu sebagai lengkah menyusahkan pedagang, demikian juga dari dr. Suyanto Jusuf, dari PKS menolak karena menganggap itu sebagai hal yang memberatkan pedagang.
"Saya adalah anak pedagang jadi dokter dan duduk di legislatif karena orang tua saya berdagang, jadi tentu saja akan tetap membela pedagang, karena memang dalam hal ini posisinya dirugikan," tegasnya.
Usai menyampaikan aspirasi, DPRD dipimpin oleh Hengky Kawalo langsung turun lapangan di pasar Bahu dan Malalayang untuk memeriksa lokasi tersebut. ****
"Kami merasa keberatan karena penertiban merugikan kamj, sebab tidak disosialisasi dengan baik kepada pedagang," kata perwakilan masyarakat, Hence Suwu, di ruang rapat paripurna DPRD Manado.
Hence mengatakan, para pedagang yang tergabung dalam komunikasi pedagang pasar, datang menolak karena sebelumnya, wali kota Manado Vicky Lumentut, dalam pertemuan pada 19 Agustus dihadiri jajarannya, sudah menegaskan tidak akan ada penggusuran di pasar Bahu.
Dia mewakili pedagang menolak pindah ke pasar Malalayang, karena fasilitasnya belum lengkap seperti air yang belum ada, serta sudah ada oknum oknum tertentu yang sudah mengkapling lokasi di pasar.
"Pokoknya kami menolak dipindahkan soalnya di situ belum ada akses untuk kendaraan umum, dan di tengah hutan, siapa yang mau belanja, ada juga ini yang sudah seharian berjualan hanya dapat Rp18 ribu, bagaimana bisa hidup kami ini,?" Katanya.
Legislator Dapil Wenang-Wanea, Hengky Kawalo, SE, yang memimpin para wakil rakyat menerima pendemo, mengatakan fraksi PDIP menegaskan menolak relokasi pedagang jika terburu-buru, apalagi pasar di Malalayang itu, belum lengkap fasilitasnya.
"Kami FPDIP menolak, jika dilakukan terburu-buru, karena memang akan merugikan pedagang, akses jalan, air serta kapling-kapling pedagang, menyebabkan mereka menolak, jadi kami tetap berjuang untuk kepentingan masyarakat," katanya.
"Saya adalah anak pedagang jadi dokter dan duduk di legislatif karena orang tua saya berdagang, jadi tentu saja akan tetap membela pedagang, karena memang dalam hal ini posisinya dirugikan," tegasnya.
Usai menyampaikan aspirasi, DPRD dipimpin oleh Hengky Kawalo langsung turun lapangan di pasar Bahu dan Malalayang untuk memeriksa lokasi tersebut. ****