Manado,  (ANTARA Sulut) - Piutang masih menjadi salah satu kendala dalam penyaluran beras miskin (raskin) di Sulawesi Utara, kata Kepala Perum Bulog Divisi Regional Sulut Sabaruddin Amrulla di Manado, Selasa.

Sabaruddin mengatakan jika dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya angka piutang di Sulut semakin menurun karena Bulog hanya mau menyalurkan bagi penerima yang sudah melakukan pelunasan.

"Kendati sudah mengagendakan penyaluran raskin alokasi bulan bersangkutan, Bulog tetap akan menahan bagi pelaksana raskin di masing-masing desa dan kelurahan yang masih menunggak," jelasnya.

Tunggakan pembayaran raskin di Provinsi Sulut hingga Agustus 2015 sudah mulai membaik, namun terhadap mereka yang belum melunasi tidak akan dilayani alokasi raskinnya, katanya.

Jika Dibandingkan tahun 2013 jumlah tunggakan hampir Rp10 miliar namun tahun ini menurun.

Dia berharap kabupaten dan kota yang masih ada tunggakan agar segera melunasi tunggakan tersebut.

"Raskin itu merupakan hak warga berpendapatan rendah, karena itu pelaksana di desa dan kelurahan agar melunasi bila masih ada tunggakan," katanya.

Karena, katanya, setelah ditelusuri tunggakan bukan berada pada rumah tangga penerima raskin namun pada petugas kelurahan maupun desa yang lambat dalam melakukan penyetoran.

Penerima raskin pada tahun 2015 masih sama dengan tahun sebelumnya.

Berdasarkan SK Gubernur Sulut dengan jumlah penerima raskin pada tahun 2014 sebanyak 161.089 rumah tangga sasaran (RTS).

Penerima manfaat beras tersebut di Sulut, katanya, tersebar di 15 kabupaten dan kota yang ada.

Tiap Rumah tangga sasaran mendapatkan jatah alokasi sebanyak 15 kilogram setiap bulan per keluarga dengan harga Rp1.600/kg, selebihnya disubsidi pemerintah.

***4***



(T.KR-NCY/B/S027/S027) 15-09-2015 06:28:46

Pewarta : Oleh Nancy Lynda Tigauw
Editor : Guntur Bilulu
Copyright © ANTARA 2024