Manado, 5/6 (AntaraSulut) - Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) Jenny Karouw mengatakan fenomena alam El Nino mengancam panen raya cengkih tahun ini di daerah tersebut.

"Tahun ini, kami memprediksikan panen raya cengkih, namun karena cuaca tidak menentu maka hasil panen tidak optimal," kata Jenny, di Manado, Kamis.

Panen raya cengkih di Sulut, biasanya setiap empat tahun sekali, terakhir pada tahun 2010, namun kali ini kemungkinan gagal panen raya akibat cuaca tidak stabil.

"Tahun ini, akibat elnino banyak pucuk bunga cengkih, sehingga produktivitas pasti menurun, kalau musim panas panjang, maka produksinya diperkirakan kembali membaik," kata Jenny.

Tahun 2010, katanya, produksi cengkih di daerah itu saat panen raya mencapai 22 ribu ton, namun panen tahun ini diperkirakan mengalami penurunan.

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memperkirakan el nino akan kembali menimpa Indonesia. Gejala gangguan iklim ini akan memperpanjang musim kemarau yang suhunya akan makin kering.

El nino diperkirakan terjadi pada Agustus atau September 2014. Dampak terburuknya adalah, musim kemarau akan menjadi lebih panjang dari yang biasanya dan musim hujan pun akan tertunda lagi.

Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Sulut Olvie Atteng mengatakan harga komoditas cengkih disentra perdagangan pasar tradisional masih cenderung stabil pada Rp150-155 ribu per kilogram.

"Harga emas cokelat julukan pada komoditi cengkih tersebut saat ini cukup baik dan diharapkan saat panen harga akan tetap stabil," kata Olvie.

Olvie mengatakan pihaknya akan terus memantau pergerakan harga komoditas unggulan Sulut agar tetap stabil dan terjaga.

Kualitas cengkih asal Sulut memang beda dengan daerah lain, memiliki ciri khas sehingga banyak perusahaan rokok ingin membelinya. 

Pewarta :
Editor : Guido Merung
Copyright © ANTARA 2024