Kediri (ANTARA) - Perajin tenun ikat di Kota Kediri, Jawa Timur, Siti Ruqoyah memanfaatkan peluang usaha di tengah merebaknya virus corona (COVID-19) dengan memproduksi masker berbahan tenun ikat yang mendapat pesanan dalam jumlah besar.
Siti yang sehari-harinya merupakan pengusaha tenun ikat ini mengaku sebelumnya sempat khawatir tidak dapat memberikan penghasilan bagi pekerjanya. Namun, kini cukup kewalahan memenuhi pesanan dari berbagai kalangan termasuk dari Wali Kota Kediri Abdullah Abu Bakar.
"Banyak yang berminat. Wali Kota Kediri memesan 8.000 lembar masker berbahan bakar tenun ikat untuk dibagikan kepada warga," kata Siti, di Kediri Rabu.
Ia merasa senang, anjuran pemerintah agar masyarakat menggunakan masker saat di luar rumah membuat produksi masker meningkat.
Awal Siti memproduksi masker di mulai saat berinovasi agar tetap produktif di tengah lesunya bisnis tenun ikat Kediri.
"Sudah tiga pekan ini tidak ada pembeli sama sekali. Sementara saya tidak mungkin tidak menggaji penenun dan saya akan terus mempertahankan mereka untuk tetap berproduksi agar tetap bisa makan," kata Ruqoyah di Kediri, Rabu.
Dirinya mengakui mengeluarkan uang minimal Rp20 juta per pekan untuk menggaji penenun. Jumlah itu biasanya bisa tertutup dengan hasil penjualan kain tenun. Namun ketika tak ada pembeli, ia terpaksa mengambil tabungan yang mulai tandas.
Situ pun memutar otak dengan mencoba memproduksi beberapa lembar masker dari sisa kain tenun ikatnya yang bermerek Medali Emas itu.
Namun di luar dugaannya, animo masyarakat sangat luar biasa karena masker dari tenun ikat memiliki khas tersendiri karena ada unsur tradisional dari sisi bahan maupun coraknya.
Kini, selain pesanan dari Wali Kota Kediri, pesanan juga banyak dari berbagai instansi lainnya masing-masing dalam jumlah ribuan masker.
Dengan pesanan masker ini, 200 lembar tenun ikat/hari bisa terjual untuk dibuat masker sehingga ekonomi berputar. Tak hanya Ruqoyah, penenun lain pun bisa memasok tenunnya melalui KUB (Kelompok Usaha Bersama) sehingga produksi masih terus berjalan.
Hasil produksi maskernya dijual seharga Rp7.500 per lembar dengan minimal pembelian 10 lembar, jika eceran dijual seharga Rp8.000 per lembarnya.
Tenun ikat merupakan tenun khas dari Kota Kediri. Selain bisa digunakan sebagai baju, juga untuk tas, sepatu, scarf dan kerajinan lainnya.
Pelaksana Tugas Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kota Kediri mengatakan pemkot mendukung pengembangan usaha di semua sektor terutama perdagangan dan industri untuk tetap bergerak, salah satunya dengan membeli produk-produknya.
"Kegiatan ini diharapkan bisa digerakkan, bukan hanya ekonomi penenun, tetapi juga para tukang jahit dan toko-toko penyedia aksesoris seperti toko tali karet, benang, dan kain tlisir. Dengan demikian ada efek daya beli masyarakat yang tetap terjaga," kata Nur Muhyar.
Berita Terkait
Cedera robek ligamen, Neymar akan menjalani operasi di Brazil
Kamis, 2 November 2023 4:52 Wib
Ikat kerja sama blok Rusia-Amerika, gaya diplomasi Gubernur Olly diakui Wagub Steven
Senin, 17 Juli 2023 7:30 Wib
Ada ikat kepala dayak dalam penutupan SEA Games 2021
Selasa, 24 Mei 2022 10:07 Wib
Mengenal Getang, ikat kepala tradisional asal Belitung
Senin, 23 Mei 2022 13:41 Wib
BI Provinsi Maluku gelar pelatihan bagi pengrajin tenun di MBD
Senin, 4 Oktober 2021 12:49 Wib
Kumham NTT diapresiasi mendorong pemda gencar daftarkan IG tenun ikat
Senin, 4 Oktober 2021 10:56 Wib
Tenun ikat motif sepe Kota Kupang mendapat sertifikat HKI
Rabu, 10 Maret 2021 11:16 Wib
Tiga perampok bobol serta ikat lima penghuni rumah di Sumbar
Senin, 17 Februari 2020 23:03 Wib