Keuskupan Larantuka NTT membatalkan prosesi Jumat Agung
Kupang (ANTARA) - Keuskupan Larantuka di Flores Timur, Nusa Tenggara Timur, tahun ini membatalkan pelaksanaan prosesi Jumat Agung yang sudah menjadi tradisi turun temurun bagi umat Katolik setempat dalam menyambut hari raya Paskah guna mendukung upaya pencegahan penularan COVID-19.
Vikjen Keuskupan Larantuka Romo Gabriel Unto da SIlva saat dihubungi ANTARA dari Kupang, Senin, mengatakan bahwa keputusan pembatalan pelaksanaan prosesi Jumat Agung tahun ini sudah disampaikan oleh Uskup Larantuka Mgr Frans Kopong Kung Pr pada Jumat (23/3).
Menurut dia, Panitia Perayaan Semana Santa, Kerajaan Larantuka, conferia Reinha Rosari, pastor paroki, dan Pemerintah Daerah Flores Timur sudah sepakat membatalkan pelaksanaan tradisi Paskah yang dikenal dengan Semana Santa tersebut.
"Sudah ada keputusan bahwa prosesi Jumat Agung atau yang biasa dikenal dengan tradisi Semana Santa tahun ini dibatalkan mengingat saat ini ada virus corona dan dan juga ini bagian dari mendukung peringatan yang disampaikan oleh pemerintah untuk tidak boleh mengadakan pertemuan atau kegiatan yang melibatkan banyak orang, " katanya.
"Kita tidak melanggar tradisi dan tidak meremehkan tradisi. Kita mau memberi makna baru pada tradisi kita yang sudah berlangsung ratusan tahun itu dalam situasi konkret saat ini," ia menambahkan.
Romo Gebriel mengatakan bahwa menurut kitab suci Yesus tak segan menyembuhkan orang sakit pada Hari Sabat, hal yang menurut tradisi orang Yahudi merupakan sebuah pelanggaran.
"Oleh karena itu Yesus berkata bahwa Hari Sabat dilakukan untuk manusia, bukan manusia untuk Hari Sabat. Dan jika dikaitkan dengan perayaan Semana Santa maka hal ini sah-sah saja demi mencegah penyebaran virus bagi umat di Keuskupan Larantuka, karena bagi Yesus kesehatan dan keselamatan manusia adalah sangat penting," katanya.
Ia menambahkan, perayaan Semana Santa dengan devosi-devosi khusus yang biasa dilakukan di Larantuka, Wureh, Konga, dan banyak tempat lainnya juga ditiadakan tahun ini. Perayaan Minggu daun-daunan atau Minggu palem dengan arak-arakan daun palma dan upacara cium salib juga ditiadakan.
Misa malam Paskah dan misa Paskah akan tetap dilaksanakan di Katedral, namun tanpa kehadiran umat. Umat Katolik diminta melaksanakan ibadah di rumah dengan membaca doa rosario serta merenungkan isi kitab suci.
Keuskupan Larantuka juga mengimbau umat Katolik di wilayahnya tidak panik serta terus berdoa memohon kepada Tuhan agar wabah COVID-19 segera berakhir.
Vikjen Keuskupan Larantuka Romo Gabriel Unto da SIlva saat dihubungi ANTARA dari Kupang, Senin, mengatakan bahwa keputusan pembatalan pelaksanaan prosesi Jumat Agung tahun ini sudah disampaikan oleh Uskup Larantuka Mgr Frans Kopong Kung Pr pada Jumat (23/3).
Menurut dia, Panitia Perayaan Semana Santa, Kerajaan Larantuka, conferia Reinha Rosari, pastor paroki, dan Pemerintah Daerah Flores Timur sudah sepakat membatalkan pelaksanaan tradisi Paskah yang dikenal dengan Semana Santa tersebut.
"Sudah ada keputusan bahwa prosesi Jumat Agung atau yang biasa dikenal dengan tradisi Semana Santa tahun ini dibatalkan mengingat saat ini ada virus corona dan dan juga ini bagian dari mendukung peringatan yang disampaikan oleh pemerintah untuk tidak boleh mengadakan pertemuan atau kegiatan yang melibatkan banyak orang, " katanya.
"Kita tidak melanggar tradisi dan tidak meremehkan tradisi. Kita mau memberi makna baru pada tradisi kita yang sudah berlangsung ratusan tahun itu dalam situasi konkret saat ini," ia menambahkan.
Romo Gebriel mengatakan bahwa menurut kitab suci Yesus tak segan menyembuhkan orang sakit pada Hari Sabat, hal yang menurut tradisi orang Yahudi merupakan sebuah pelanggaran.
"Oleh karena itu Yesus berkata bahwa Hari Sabat dilakukan untuk manusia, bukan manusia untuk Hari Sabat. Dan jika dikaitkan dengan perayaan Semana Santa maka hal ini sah-sah saja demi mencegah penyebaran virus bagi umat di Keuskupan Larantuka, karena bagi Yesus kesehatan dan keselamatan manusia adalah sangat penting," katanya.
Ia menambahkan, perayaan Semana Santa dengan devosi-devosi khusus yang biasa dilakukan di Larantuka, Wureh, Konga, dan banyak tempat lainnya juga ditiadakan tahun ini. Perayaan Minggu daun-daunan atau Minggu palem dengan arak-arakan daun palma dan upacara cium salib juga ditiadakan.
Misa malam Paskah dan misa Paskah akan tetap dilaksanakan di Katedral, namun tanpa kehadiran umat. Umat Katolik diminta melaksanakan ibadah di rumah dengan membaca doa rosario serta merenungkan isi kitab suci.
Keuskupan Larantuka juga mengimbau umat Katolik di wilayahnya tidak panik serta terus berdoa memohon kepada Tuhan agar wabah COVID-19 segera berakhir.