Manado (ANTARA) - Kementerian Koordinator Politik dan Keamanan (Kemenko Polkam) bersama Kementerian Perdagangan serta lintas sektor akan melakukan pengawasan dalam menjaga stabilitas pangan di Provinsi Sulawesi Utara (Sulut).
"Sulut memiliki posisi yang sangat strategis, baik sebagai pintu gerbang perdagangan di kawasan Timur Indonesia maupun sebagai wilayah yang berbatasan langsung dengan negara tetangga," kata Asdep Intelkam Bimas dan Obvitnas Kedeputian Bidang Kamtibmas Kemenko Polkam Brigjen TNI M Sujono, saat membuka rakor membahas identifikasi isu strategis bidang pangan dan pengawasan harga bahan pokok dalam menjaga stabilitas pangan nasional, di Manado, Kamis.
Dia mengatakan pangan bukan sekadar kebutuhan sehari-hari, melainkan produk strategis yang mendukung terwujudnya stabilitas pangan nasional.
"Jika harga bahan pokok tidak terkendali, maka yang terancam bukan hanya dapur masyarakat, tetapi juga stabilitas sosial dan keamanan nasional kita," katanya.
Kondisi ini menjadikan Sulut sebagai salah satu titik krusial dalam rantai distribusi pangan dan bahan kebutuhan pokok yang harus kita jaga bersama
kelancarannya.
Namun demikian, katanya, berdasarkan laporan, harga minyak goreng "minyakita" di beberapa kabupaten/kota di Sulut masih ditemukan di atas Harga Eceran Tertinggi (HET).
Dia mengatakan, mungkin pula dengan sejumlah bahan pokok lainnya yang ketidakstabilan harganya masih dirasakan cukup tinggi oleh masyarakat.
"Fakta ini menjadi catatan penting bagi kita semua, bahwa pengawasan distribusi masih harus terus diperkuat agar kebijakan pemerintah benar-benar dirasakan manfaatnya secara langsung oleh rakyat," jelasnya.
Sejalan dengan arahan Presiden dalam program prioritas MBG, pemerintah menekankan pentingnya kebijakan strategis pangan untuk memastikan
ketahanan nasional.
Direktur Tertib Niaga, Ditjen Perlindungan Konsumen dan Tertib Niaga Kementerian Perdagangan Mario Josko, mengatakan harga dan ketersediaan minyak goreng Minyakita di Sulawesi Utara.
Ia mengatakan, harga Minyakita di Sulut per liter berkisar antara Rp15.700 hingga Rp18.000.
“Pantauan kami menunjukkan harga Minyakita di Sulut mulai mengalami penurunan. Walaupun masih sedikit di atas Harga Eceran Tertinggi (HET), namun trennya sudah mulai turun,” jelas Mario.
Ia berharap kontinuitas pasokan bisa terjaga agar harga Minyakita di Sulut tetap stabil dan stok mencukupi kebutuhan masyarakat.
Tiga daerah yang masih menjual minyakita di atas HET yakni Kota Kotamobagu Rp18.000 per liter (tertinggi), kemudian Minahasa Selatan (Minsel) Rp16.000 per liter dan Minahasa Tenggara (Mitra) Rp16.000 per liter.
Pemerintah berharap koordinasi lintas sektoral yang dilakukan kali ini dapat menjaga ketersediaan dan stabilitas harga pangan di Sulawesi Utara
Bertindak sebagai narasumber pada rakor ini yaitu Kasiter Korem 131 Satuan Tugas Pangan Mabes TNI, Kol. Inf. Lucky Maramis; Direktur Tindak Pidana Ekonomi Khusus Bareskrim Polri, Indra Gunawan; dan Direktur Ketersediaan Pangan Bapanas, Indra Wijayanto.

