Manado (ANTARA) - Wakil Gubernur Sulawesi Utara Victor Mailangkay optimistis pemanfaatan data yang tepat mampu menurunkan angka stunting secara lebih signifikan dan berkelanjutan di seluruh wilayah Sulut.
"Berdasarkan hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2024, prevalensi stunting di Provinsi Sulawesi Utara tercatat sebesar 20,8 persen, atau mengalami penurunan sebesar 0,5 persen dibandingkan tahun sebelumnya," kata Wagub Victor di Manado, Sabtu.
Meskipun penurunan ini belum signifikan, kata Wagub, namun capaian tersebut tetap menjadi sinyal positif sekaligus pijakan awal untuk memperkuat upaya bersama secara lebih intensif, terarah, dan berkelanjutan dalam skala daerah.
"Data ini juga menunjukkan dinamika yang patut kita cermati secara bijak. Meskipun angka prevalensi stunting di Sulawesi Utara secara konsisten berada di bawah rata-rata nasional, kita tidak boleh lengah," kata Wagub mengingatkan.
Di sisi lainnya, kata dia, berdasarkan data dari sistem Elektronik Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (e-PPGBM) menunjukkan angka yang jauh lebih rendah, yakni 1,53 persen di tahun yang sama.
Perbedaan ini menurutnya mencerminkan adanya perbedaan pendekatan dalam metode pengumpulan data, yang mana masing-masing memiliki kekuatan dan keterbatasan.
Oleh karena itu, Wagub berharap seluruh pemangku kepentingan agar tidak melihat data secara terpisah, melainkan memperkuat kualitas pencatatan dan pelaporan di lapangan melalui sistem e-PPGBM.
Sementara di sisi lainnya tetap menjadikan hasil SSGI sebagai rujukan utama dalam evaluasi dan penetapan arah kebijakan makro.
"Kedua sumber data ini harus kita gunakan secara saling melengkapi, dimana e-PPGBM sebagai alat monitoring cepat untuk aksi langsung, dan SSGI sebagai dasar perumusan strategi pembangunan jangka menengah dan panjang," ujarnya.

