Manado (ANTARA) - Kepala Bank Indonesia (BI) Perwakilan Sulawesi Utara (Sulut) Joko Supratikto mengatakan High Level Meeting Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) wujud sinergi menjaga kestabilan harga, di Kabupaten Minahasa.
"Diperlukan penguatan ketahanan pangan, khususnya bagi komoditas pangan strategis," kata Joko, di Manado, Kamis.
Joko mengatakan hal ini memperhatikan potensi Minahasa sebagai sentra produksi cabai merah, tomat, cabai rawit, dan bawang merah di Sulut.
Meski demikian, katanya, harga komoditas tersebut rentan terhadap kondisi cuaca yang mempengaruhi produktivitas hasil panen.
Selain itu, Minahasa masih menghadapi defisit beras yang memerlukan pasokan dari luar daerah.
Untuk menjawab tantangan tersebut, diperlukan optimalisasi KAD dalam dua bentuk, yaitu mendatangkan komoditas defisit di Minahasa dari wilayah surplus maupun menyalurkan surplus hortikultura Minahasa ke daerah lain guna menjaga kesejahteraan petani serta meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD).
Stabilitas pasokan juga dapat diperkuat melalui kolaborasi antar lembaga dalam bentuk dukungan subsidi ongkos angkut.
Melalui kegiatan ini, diharapkan sinergi antara pemerintah daerah dan Bank Indonesia dapat terus diperkuat dalam mendukung stabilitas harga dan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan di Kabupaten Minahasa.
Bupati Minahasa Robby Dondokambey menyampaikan apresiasi atas kinerja TPID dalam menjalankan berbagai upaya pengendalian inflasi di daerah.
Robby menekankan bahwa peran TPID tidak hanya terbatas pada pengendalian inflasi dan stabilisasi harga, tetapi juga harus menjadi motor penggerak dalam mendorong pertumbuhan ekonomi melalui sinergi kebijakan, distribusi, dan investasi secara terintegrasi dan berkelanjutan.

